TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengungkapkan, secara umum, kondisi rupiah saat ini masih tertekan. Hal tersebut terbukti dengan nilai tukar rupiah dengan posisi dolar Amerika Serikat berada di angka Rp 13.700, melemah dibandingkan minggu lalu yang ada di angka Rp 13.600.
"Kalau kita lihat, minggu lalu rata-rata di angka Rp 13.600, year to date depresiasi 11 persen, masih lebih baik daripada negara lain yang bisa sampai 21-24 persen," katanya saat ditemui di kantornya, Jumat, 20 November 2015.
Menurut Agus, ada rencana dari bank sentral AS (Federal Reserve-The Fed) akan menaikkan suku bunga akhir tahun ini. "Tekanan lain juga karena sedang dalam periode risk off. Artinya, negara maju dan kuat berencana meninggalkan periode bunga rendah."
Namun Agus belum mau berkomentar terkait dengan kebijakan untuk arah BI rate ke depannya. "Perlu melihat data, kemudian menganalisis data dan informasi. Selain itu, akan melihat kondisi perekonomian global," kata Agus.
Secara umum ia juga menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015 akan berada di sekitar 4,7-4,8 persen setahun. "Tentu sependapat dengan Menteri Perekonomian bahwa di Q4 akan ada pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Namun di tingkat tahunan di kisaran tersebut."
INGE KLARA SAFITRI