TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, jika pengembangan infrastruktur Indonesia terlaksana dengan baik, Indonesia akan tumbuh menjadi negara ekonomi terbesar ketujuh di dunia pada 2030. “Kami berupaya mewujudkan potensi nasional dan tidak berhenti, apa pun hambatan yang menghadang,” katanya dalam sambutan yang dikutip dari rilis penutupan Indonesia Infrastructure Week (IIW) 2015 pada Jumat, 6 November 2015.
Menurut Darmin, tantangan yang sedang dihadapi Indonesia antara lain terbatasnya infrastruktur, persentase biaya logistik yang tinggi, serta pengangkutan barang dan jasa. Hal itu, kata Darmin, akibat kondisi yang tak ideal. Waktu tempuh rata-rata koridor utama Indonesia mencapai 1,6 jam per 100 kilometer. “Waktunya dua kali lipat lebih lama dari Thailand dan Malaysia.”
Tidak hanya itu, Darmin juga mengatakan rasio distribusi listrik mencapai 84,1 persen, jauh tertinggal dari negara tetangga, seperti Thailand, Filipina, dan Vietnam, yang memiliki rasio 100 persen.
Darmin pun menjelaskan komitmen untuk tetap mendukung investor guna memecahkan masalah ini melalui enam paket kebijakan ekonomi yang baru dikeluarkan. Hal itu juga akan dilengkapi dengan skema kemitraan antara pemerintah dan swasta, serta skema pendanaan yang inovatif.
Indonesia Infrastructure Week 2015 diselenggarakan pada 4-6 November 2015 di Jakarta Convention Center, Senayan. Pemeran infrastruktur tersebut merupakan media penting bagi bisnis jasa konstruksi untuk bisa berbagi solusi terbaik dalam penanganan infrastruktur, pembelajaran teknologi baru, mempererat kerja sama, serta mengembangkan bisnis baru.
YOHANES PASKALIS