TEMPO.CO , Jakarta:Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said memiliki pendapat yang berbeda dengan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli terkait Freeport, Ahad, 11 Oktober 2015. Bila sebelumnya Rizal mengatakan bahwa PT. Freeport Indonesia melakukan pembuangan limbah merkuri ke sungai di area penambangan di Papua, penyataan yang berbeda justru diungkapkan oleh Sudirman. Menurut Sudirman mengatakan bahwa dalam operasi tambang, Freeport tidak menggunakan merkuri dan tidak menghasilkan limbah berbahaya.
“Yang saya tahu dari tim teknis, Freeport hanya memproduksi konsentrat berdasarkan proses fisika.” kata Sudirman pada Tempo lewat pesan kemarin.
Sudirman juga membantah tudingan bahwa keberadaan perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu di Indonesia tidak memberikan keuntungan secara ekonomi ke Indonesia dan warga Papua. Menurut Sudirman, justru proyek Freeport telah memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, khususnya Papua.
“Bisnis penunjang operasi di Papua juga banyak yang mendapatkan manfaat dari operasi jangka panjang dan investasi PT-FI.” ujar Sudirman. Dia mengatakan bahwa Freeport sudah membelanjakan tak kurang dari US$ 18 kepada vendor, kontraktor, dan penyedia jasa nasional baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta.
Sebelumnya Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli sempat operasi tambang Freeport yang ia nilai menyebabkan limbah merkuri di area penambangan. Menurut Rizal, hal itu dilakukan Freeport karena memanfaatkan lemahnya hukum dan pengawasan di Indonesia. Rizal juga menuding bahwa PT Freeport Indonesia, sebagai satu dari tiga perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar di dunia telah mengeruk keuntungan besar di Papua, namun justru mengakibatkan rakyat di sekitar tambang miskin. Pasalnya, royalti yang diberikan Freeport kecil.
YOHANES PASKALIS