TEMPO.CO, Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) ingin tingkat suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed) naik tahun depan. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan dalam pandangan IMF, fund rate bank sentral Amerika Serikat itu sebaiknya naik sedikit demi sedikit.
"Karena IMF ingin menjaga keseimbangan antara perbaikan ekonomi AS dengan dampaknya negara lain. Jadi jangan sampai ekonomi AS membaik tapi negara lain kena," kata dia di kompleks Istana Presiden, Selasa, 1 September 2015.
Bambang tak mempermasalahkan perekonomian AS membaik sehingga suku bunga naik. Namun, kenaikan suku bunga bank sentral jangan terlalu besar sehingga negara lain tidak terkena dampak dari hal tersebut. "Mereka (The Fed) kan punya target naiknya berapa. Kami tidak tahu berapa lama tapi usulannya mulai tahun depan," kata dia. "Tapi kan tetap The Fed yang menentukan."
IMF, kata Bambang, berpandangan ekonomi Indonesia saat ini masih bagus. Menurut IMF, persiapan Indonesia untuk menghadapi kondisi ekonomi Amerika, perlambatan Cina, dan rendahnya harga komoditas, sudah lebih baik. "Harga komoditas adalah siklus yang berulang, tapi yang Indonesia harus ingat mungkin harga tidak turun lebih jauh lagi, sudah flat di bawah," kata dia.
Jadi, ucap Bambang, Indonesia harus sadar bahwa periode booming commodity sudah selesai. Ke depan, Indonesia lebih berfokus pada ekonomi yang berbasis nilai tambah. "Tetap komoditas, tapi yang bernilai tambah," kata dia.
Hari ini Presiden Joko Widodo menerima kedatangan Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde di Istana Merdeka. Kedatangan IMF ini berkaitan dengan pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia.
ALI HIDAYAT