TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan memastikan harga ayam bakal kembali normal mulai pekan depan. "Karena para peternak sudah bisa panen, jadi pasokan kembali normal," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa, 18 Agustus 2015.
Menurut Srie, ada beberapa pedagang di sejumlah kota, seperti Jabodetabek, yang berencana mogok berjualan. "Tapi tidak semua, saya sudah berkomunikasi dengan mereka. Yang memtuskan untuk tidak berjualan sementara itu yang stok ayamnya menipis."
Srie menambahkan, rencana itu pun bertujuan menyeimbangkan keuntungan. "Soalnya dalam beberapa pekan, harga ayam yang dibeli pedagang bisa mencapai Rp 22 ribu, bahkan ada yang sampai Rp 26 ribu," ucapnya.
Srie mengatakan kenaikan harga disebabkan oleh menipisnya pasokan ayam potong dari peternak. "Indikasinya, ada penurunan pemotongan ayam di rumah potong sampai 30 persen."
Penurunan pasokan itu, menurut Srie, terjadi setelah Lebaran pada pertengahan Juli lalu. Sewaktu Lebaran, terjadi peningkatan permintaan daging ayam sebesar 20 persen.
Baca Juga:
Hal itu membuat stok ayam di peternak tersedot untuk memenuhi permintaan saat hari raya. "Tapi, karena libur panjang, peternak tak segera melakukan re-stock," ucap Srie.
Pengisian stok DOC atau bibit ayam potong baru dilakukan peternak pada H+5 Lebaran. Bila dihitung, peternak membutuhkan waktu untuk panen selama 25-30 hari. Jadi selama itu terjadi kekosongan stok.
"Kalau dihitung, peternak mulai panen lagi minggu depan, nanti pasokan dan harga bisa kembali normal," katanya.
Atas dasar perhitungan itu, Srie menegaskan, pemerintah belum akan melakukan intervensi ataupun operasi pasar. "Saya kira belum perlu."
PRAGA UTAMA