TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Harda Internasional (BHI) Tbk resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode perdagangan BBHI. Sebelumnya, Perseroan telah mendapat surat izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan pada 31 Juli 2015 untuk menggelar masa penawaran umum (offering period) selama tiga hari pada 4-6 Agustus 2015.
Menurut Wientoro Prasetyo, Direktur Utama PT Lautandhana Securindo, selaku penjamin pelaksana emisi efek yang ditunjuk Bank Harda untuk proses IPO, pada awalnya Bank Harda siap melepas 900 juta lembar saham kepada publik atau setara 25 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh dengan harga penawaran Rp 115-150 per saham.
Namun, kata dia, menjelang masa penawaran umum, Perseroan merevisi jumlah saham menjadi 800 juta lembar dengan harga perdana per saham sebesar Rp 125. “Dari IPO, Perseroan meraup dana sebesar Rp 100 miliar,” kata Wientoro dalam keterangan resmi, Rabu, 12 Agustus 2015.
Wientoro menambahkan, selama masa penawaran umum (offering period), dari tanggal 4 sampai 6 Agustus 2015, telah mengalami kelebihan permintaan mencapai hampir 2,54 kali dari total jumlah saham yang ditawarkan. Hal ini membuktikan bahwa saham Bank Harda Internasional diminati oleh investor.
Antonius Prabowo Argo, Direktur Utama PT Bank Harda Internasional Tbk, menyatakan bahwa seluruh dana hasil IPO akan digunakan untuk memperkuat struktur pendanaan jangka panjang guna mendukung ekspansi kredit dalam rangka pengembangan usaha.
Ia optimistis, di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, Bank Harda Internasional dapat meningkatkan pertumbuhan penyaluran kredit tahun ini. Menurut dia, ekspansi kredit Perseroan difokuskan pada dua sektor, yaitu retail dan komersial. “Dua sektor ini yang saat ini pertumbuhannya cukup tinggi,” ujar Antonius.
Kinerja keuangan BHI secara terus-menerus menunjukan hasil yang menggembirakan. Posisi terakhir pada tahun 2014 mencatat jumlah aset sebesar Rp 2,02 triliun dengan jumlah kredit Rp 1,50 triliun dan Jumlah dana pihak ketiga sebesar Rp 1,73 triliun.
Adapun rasio kecukupan modal (CAR) menunjukkan peningkatan yang pada Desember 2014 sebesar 15,79 persen menjadi 18,13 persen pada bulan Januari 2015. Dengan jumlah modal pada Desember 2014 sebesar Rp 292 miliar dan meningkat menjadi Rp 323 miliar pada Januari 2015.
Bank Harda didirikan sejak tahun 1992 dan mulai beroperasi tahun 1994. Saat ini jaringan kantor BHI terdiri atas 1 kantor pusat dan 18 kantor cabang/cabang pembantu/kantor kas yang tersebar di Jatabek, Bandung, Surabaya, Solo, Pekanbaru, dan Pontianak.
Kepemilikan saham BHI sebelum IPO dimiliki oleh PT Hakim Putra Perkasa (93,05 persen) dan Kwee Sinto (6,95 persen). Setelah IPO, komposisi kepemilikan saham menjadi PT Hakim Putra Perkasa (72,66 persen), Kwee Sin To (5,43 persen), masyarakat (21,88 persen), dan karyawan BHI (ESA) sebanyak 0,03 persen.
AGUSSUP