TEMPO.CO, Jakarta - Hasil akhir referendum Yunani yang menolak proposal penghematan kreditor menyebabkan laju bursa saham dalam negeri dan pasar modal regional bergerak negatif secara signifikan.
Dalam jeda sesi pertama, indeks harga saham gabungan (IHSG) bahkan sudah turun 62,91 poin (1,26 persen) ke level 4.920,00.
Terkecuali saham perkebunan, mayoritas sektor saham tercatat berada di zona merah. Saham konsumsi dan industri dasar menjadi saham yang paling dominan tertekan. Saham BBRI anjlok 3 persen ke level Rp 10.500 per lembar saham, sementara WSKT ambruk 4,8 persen menjadi Rp 1.595 per lembar saham.
Menurut Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo, kekhawatiran akan terjadinya perpecahan di mata uang euro menjadi alasan utama investor memberi sentimen negatif pada hasil referendum Yunani.
Pasalnya, jika situasi ini memicu krisis Euro yang lebih besar, praktis hal tersebut akan memberi tekanan pada nilai tukar rupiah dan tentu saja akhirnya berdampak pada IHSG. “Sentimen tersebut memicu terjadinya koreksi di hampir semua bursa kawasan Asia,” ucapnya.
Meski demikian, tutur Satrio, laju indeks tak terlalu buruk bila dibandingkan dengan bursa saham yang lain. Minimnya aksi jual asing dan laju rupiah yang masih dijaga pada level 13.300-13.400 per dolar Amerika Serikat mampu membuat laju koreksi indeks masih tertahan pada rentang 4.900-an.
“Saat Hang Seng terkoreksi sebanyak 4,18 persen, laju IHSG masih minus 1,26 persen,” ujar Satrio.
MEGEL JEKSON