TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah meminta kontraktor pelaksana empat proyek bendungan yang ditandatangani kontraknya hari ini dapat mempercepat realisasi penyelesaian konstruksi dari target yang semula disepakati.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan keempat bendungan dapat segera dimulai setelah penandatanganan kotrak dilakukan. Pemerintah tidak memiliki agenda khusus untuk melakukan groundbreaking tanda dimulainya pembangunan keempat bendungan ini.
“Kita perlu bekerja lebih keras, lebih cepat, dan lebih fokus, supaya bisa selesaikan sebaiknya dan secepatnya. Karena ini untuk menggerakkan ekonomi kita yang mempunyai tantangan ke depan lebih berat,” katanya dalam sambutan penandatanganan kotrak empat bendungan, Senin, 22 Juni 2015.
Keempat bendungan yang ditandatangani konstruknya hari ini yakni Bendungan Karian di Provinsi Banten (Rp1,07 triliun), Bendungan Passeloreng Sulawesi Selatan (Rp701,5 miliar), Bendungan Tanju, NTB, dan Bendungan Mila NTB (Keduanya Rp357,2 miliar).
Keempatnya merupakan bagian dari 13 bendungan baru yang ditargetkan dapat dimulai pembangunannya tahun ini.
Pemenang kontrak masing-masing bendungan adalah konsorsium Daelim Industrial (Korsel)-Wijaya Karya-Waskita untuk Bendungan Karian; Wijaya Karya - Bumi Karsa JO untuk Bendungan Passeloreng; dan Nindya Karya - Hutama Karya JO untuk Bendungan Tanju dan Mila.
Basuki meminta para kontraktor untuk sebisa mungkin mempercepat realisasi penyelesaian konstruksi dari target yang ditetapkan pemerintah. Adapun menurut rencana bisnisnya, Bendungan Karian dan Passeloreng akan dikerjakan dalam 48-49 bulan, atau selesai pada Juni-Juli 2019. Sementara itu, Tanju dan Mila 42 bulan, atau akhir 2018.
“Selain Karian, seluruhnya menggunakan dana APBN. Untuk Karian, kita dapat loan Korsel US$100 juta. Kita kerjasama dengan mereka karena loan dan desainnya dari mereka. Ini proyek kerjasama pertama dengan Korea di bidang Sumber Daya Air,” katanya.
Menurut Basuki, pemerintah bertekad merampungkan seluruh proyek bendungan sejumlah 65 yang ditangani selama lima tahun ini guna memenuhi ketersediaan air baku nasional. Dengan beroperasinya 65 bendungan tersebut, Indonesia nantinya akan memiliki 275 bendungan.