TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Kerja Jagung Kemitraan Pertanian Berkelanjutan Indonesia (PISAgro) siap mengucurkan pembiayaan mikro sebesar Rp 30 miliar untuk 2.000 petani jagung di Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu pada musim depan.
Jumlah tersebut meningkat sepuluh kali lipat dari program awal kemitraan pembiayaan mikro yang telah dikucurkan kepada 200 petani jagung di Bima dan Dompu, Nusa Tenggara Barat, pada musim lalu, November 2014.
Tidak hanya memberikan pendanaan, program ini juga melatih petani terkait dengan proses produksi dan pengelolaan keuangan. Beberapa pihak yang terlibat antara lain Bank Andara melalui BPR Pesisir Akbar yang memberikan akses pinjaman modal; PT Syngenta Indonesia yang melatih dan mendampingi petani; serta MercyCorps Indonesia yang memberikan pelatihan literasi keuangan kepada petani.
Lim Jung Lee, Presiden Direktur PT Syngenta Indonesia sekaligus Ketua Kelompok Kerja Jagung PISAgro, mengatakan dipilihnya Bima dan Dompu sebagai lokasi awal program ini karena, dari hasil identifikasi, kedua daerah itu dikenal sebagai wilayah dan tanaman jagung terbesar.
"Kita bersama mitra lain bekerja sama untuk mendukung petani mendapatkan manfaat tinggi guna mencapai swasembada nasional. Selanjutnya kami akan menambah dari 200 petani menjadi 2.000 petani pada musim depan, dan secara jangka panjang ingin skema kemitraan dan micro financing ini bisa diterapkan di seluruh Indonesia sehingga mencapai 5 juta petani dengan 1,25 juta hektare lahan pada 2020," ujarnya di sela panen raya jagung dan peresmian kemitraan pembiayaan mikro petani jagung, Rabu, 20 Mei 2015.