TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Gendhis Multi Manis Kamadjaya berharap harga patokan petani gula tahun ini berada di angka minimum Rp 9.500 per kilogram. Selain itu, dia menginginkan pemerintah tidak membuka keran impor selama musim giling tebu baik untuk gula rakyat maupun gula rafinasi.
"Ya, semua enggak boleh impor, perusahaan rafinasi juga enggak boleh impor," katanya di Istana Wakil Presiden, Jumat, 8 Mei 2015.
Wakil Presiden Jusuf Kalla, menurut Kamadjaya, salah jika menyebutkan impor gula Indonesia sebanyak 1,5 juta ton. Menurut data Kementerian Perdagangan, kata Kamadjaya, impor gula mencapai 2 juta ton. "Padahal beliau mengatakan impor tidak boleh lebih dari 2 juta ton setiap tahun. Nah, itu saja sudah kecolongan berarti," katanya.
Pabrik gula Gendhis baru beroperasi tahun lalu di Blora, Jawa Tengah. Pabrik ini mempunyai kapasitas penggilingan 6.000 ton tebu. Kamadjaya menargetkan produksi gula pada musim giling kali ini sebanyak 500 ribu ton tebu. Dengan produksi 500 ribu ton tebu, dia yakin dapat menghasilkan gula sebanyak 40 ribu ton.
Tahun ini, pabrik tersebut baru mampu menggiling 5.000 ton tebu per hari. Gula yang dihasilkan pabrik itu diharapkan mempunyai rendeman 8-9 persen. Pabrik senilai Rp 1,5 triliun ini menyerap 1.500 tenaga tenaga kerja yang mengolah lahan seluas 5.000 hektare. Kamadjaya mengatakan Gendhis adalah satu-satunya pabrik gula di Blora.
ALI HIDAYAT