TEMPO.CO, Jakarta - Kisruh antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian RI semakin memanas. Namun, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan pertikaian ini tak berpengaruh pada perekonomian Indonesia.
"Selama tak mengganggu stabilitas, tak akan berpengaruh. Karena ekonomi butuh kepastian," kata dia saat dihubungi pada Senin, 26 Januari 2015. (Baca: KPK Vs Polri, Tamparan Buat Jokowi)
Selama tak ada potensi menuju bentrok fisik hingga kerusuhan, dan hanya berhenti di ranah hukum, maka tak menimbulkan ketakutan di kalangan pelaku ekonomi. Enny malah melihat selama kisruh berlangsung sejak pekan kemarin, nilai tukar rupiah cenderung membaik, bahkan menguat dan stabil di kisaran 12.300-12.400 per dolar AS sejak pekan lalu. (Baca: Saksi Kunci: Bambang KPK Tak Suruh Kesaksian Palsu)
Pada penutupan akhir tahun lalu di mana tak ada lagi perusahaan yang mencari dolar untuk membayar utang ataupun menurunnya jumlah penduduk yang ke luar negeri, menguatkan nilai rupiah. "Supply meningkat, tapi demand menurun, ya harganya cenderung turun," kata Enny. (Baca: Akhir Januari, Dolar Bisa di Bawah 12.500)
Menurut dia, hingga akhir Januari, tak akan ada pergerakan ekstrem seperti menguat atau menurun tajam. Selain itu, The Fed (Bank Sentral Amerika Serikat) yang tak kunjung menaikkan suku bunga pun membuat orang tak lagi kukuh menahan-nahan dolar. Selain itu, harga emas dan properti yang tengah berkembang positif juga membuat mereka lebih tertarik menginvestasikan uang pada instrumen investasi tersebut ketimbang menahan dolar.
URSULA FLORENE SONIA
Terpopuler
KPK-Polri, Samad: Apa yang Jamin Saya Selamat...?
Budi Gunawan Dilantik Besok? Jokowi...
Jagoan Hukum ke Istana, Jokowi Bikin Tim Khusus
Ini Alasan Moeldoko Mengirim TNI Menjaga KPK
Jokowi Bikin Tim, Ada 7 Keanehan Kasus Bambang KPK