TEMPO.CO, Jakarta - Tawaran pasokan minyak mentah untuk Indonesia datang bertubi-tubi setelah Presiden Joko Widodo dilantik. Setelah perusahaan minyak nasional Angola, Sonangol E.P., dan Iran, giliran Rusia yang menawarkan emas hitam.
Hal ini disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said. Menurut Sudirman, pemerintah Rusia sudah mengontak dirinya, dan tawaran itu sedang dikaji.
Sudirman mengatakan dirinya memeriksa dan memastikan tawaran itu datang dari pemerintah dan perusahaan Rusia yang kredibel. (Baca: JK: Kerja Sama Impor Minyak Angola Jangka Panjang.)
"Informasi seperti ini kadang-kadang diklaim oleh berbagai pihak. Kami terus mencari sumber yang tepat dan akan bertemu langsung dengan para pengambil keputusannya," kata Sudirman di kantornya, Jumat, 7 November 2014.
Penawaran yang datang dari berbagai negara, kata Sudirman, patut dipertimbangkan. Sebab, hingga saat ini, lifting atau produksi minyak nasional sudah tidak mungkin ditingkatkan. "Saya mencoba realistis, dalam waktu dekat tidak mungkin lifting meningkat," ujarnya. (Baca juga: BBM Belum Naik, Harga Sayur Sudah Meroket.)
Selain itu, pasokan dari banyak negara menjadi alternatif bagi Indonesia untuk mendapatkan tambahan minyak mentah. Dengan demikian, kata Sudirman, pasokan minyak bisa berkelanjutan tanpa bergantung pada sumber tertentu.
Produksi minyak mentah Indonesia saat ini mencapai 820 ribu barel per hari. Padahal konsumsi bahan bakar minyak setiap hari mencapai 1,5 juta barel. Dengan demikian, terjadi defisit mencapai 700 ribu barel minyak per hari.
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler
Kronologi Penembakan di Rumah Amien Rais
Yusril Ihza Kritik Tiga Kartu Jokowi
Mendiang Manajer Cantik Ditemukan Nyaris Telanjang