TEMPO.CO, Jakarta - Pasar minyak kelapa sawit mentah (CPO) pada tahun depan diperkirakan cemerlang terkait semakin membaiknya kondisi perekonomian global. "Saya kira pasar CPO ke depan akan lebih baik sehingga kita harus siap dengan penetrasi pasar," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak kepada Tempo, Kamis, 4 September 2014.
Menurut Nus, sepanjang 2013 tren impor CPO dunia mencapai US$ 42,7 miliar. Dari realisasi tersebut, Indonesia bisa memasok CPO ke pasar global hingga US$ 17,3 miliar atau sebesar 43,68 persen dari kebutuhan dunia. Malaysia hanya bisa memasok US$ 14,9 miliar atau 36,4 persen dari kebutuhan dunia. Kue CPO dari Indonesia masih besar, katanya, karena produk CPO dan turunan asal Indonesia masih dicari. (Baca: Rusia Cekal Minyak Kelapa Sawit Indonesia)
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan mengatakan jumlah ekspor minyak kelapa sawit akan lebih banyak di tahun 2015. "Sehubungan dengan meningkatnya daya beli masyarakat global terhadap CPO, Indonesia sebagai salah satu produsen kelapa sawit terbesar akan diuntungkan," kata Fadhil dalam presentasinya mengenai "Peluang Pertumbuhan Pasar Minyak Kelapa Sawit Indonesia" di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 3 September 2014.
Menurut dia, para pelaku usaha menargetkan produksi CPO sekitar 33 juta ton, naik sekitar 9 juta ton dari tahun ini. Lebih dari 60 persen dari produksi tersebut akan diekspor untuk target pasar besar di dunia seperti India, Pakistan, Korea Selatan, dan negara-negara di Eropa Timur. Dia mengatakan Indonesia sedang mencoba ekspansi ke target ekspor baru, misalnya Turki.
AYU PRIMA SANDI