TEMPO.CO, Nay Pyi Taw - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyerukan negara-negara ASEAN agar menolak prakarsa investasi Amerika Serikat. Sikap ini disampaikannya dalam pertemuan ASEAN Investment Area Council yang merupakan bagian dari pertemuan menteri-menteri ekonomi ASEAN ke-46, pada 25-28 Agustus 2014. (Baca: Menteri Ekonomi ASEAN Hanya Teken Dua Kesepakatan)
Ia mengatakan ada beberapa permintaan Amerika Serikat yang sulit dipenuhi lantaran terlalu sensitif bagi Indonesia. “Misalnya mereka minta supaya investasinya disamakan dengan badan usaha milik negara, sehingga boleh untuk pengadaan pemerintah,” kata Lutfi seusai pertemuan, Senin malam, 25 Agustus 2014. (Baca: Nasib Bea Masuk Beras Tunggu Menteri Thailand)
Menteri Lutfi menjelaskan prakarsa Amerika Serikat ini sebenarnya sudah digagas sejak 14 tahun silam. Namun ASEAN belum memberi jawaban tegas menerima atau menolak. “Karena itu saya bilang, tidak bisa (ASEAN) menggantung terus. Amerika Serikat harus diberi ketegasan,” ujarnya. (Baca: Pejabat ASEAN Matangkan Rencana Liberalisasi)
Menurut Lufti yang kemarin mendampingi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Mahendra Siregar dalam perundingan, sejak Putaran Doha macet, Amerika Serikat terus mencari terobosan supaya kerja sama perdagangan dunia tidak buntu. Salah satunya dengan memasuki proyek-proyek pengadaan pemerintah.
Melalui skema ini, Abang Sam telah membuat perjanjian dengan beberapa negara kecil di Amerika Latin. Namun, Lutfi memandang perjanjian dengan negara-negara kecil tersebut tidak bisa diterapkan untuk kawasan ASEAN karena memasuki proyek pengadaan pemerintah merupakan masalah sensitif.