TEMPO.CO, Jakarta - Pekan lalu, Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengumumkan pencopotan Direktur Utama PT Pelni Syahril Japarin. Ia digantikan oleh mantan Direktur Komersial PT Kereta Api Indonesia Sulistyo Wimbo Hardjito.
Dalam komentarnya pada 21 Mei 2014 lalu, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan pecopotan tersebut terkait dengan buruknya kinerja perusahaan milik negara tersebut. “Orangnya baik, tapi kondisi keuangan (perusahaan) tidak menggembirakan,” ujarnya. (Baca: Kinerja Buruk, Dahlan Pecat Dirut Pelni)
Tepatkah argumentasi Dahlan tersebut? Berdasarkan ikhtisar laporan keuangan PT Pelni per triwulan I 2014 yang diperoleh Tempo pekan lalu, perusahaan ini hingga Maret berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 628,3 miliar, naik 13,3 persen dari pendapatan usaha triwulan I 2013.
Setelah dikurangi biaya-biaya, memang masih diperoleh rugi usaha sebesar Rp 19,3 miliar. Akan tetapi, kerugian tersebut jauh berkurang dibanding triwulan I 2013 yang mencatatkan rugi usaha Rp 57,5 miliar. Syahril baru menjabat Dirut Pelni pada Juni 2013.
Adapun secara konsolidasi, pada triwulan I 2014 Pelni meraih laba Rp 19,3 miliar, jauh membaik ketimbang rugi Rp 56 miliar yang diderita pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan laba konsolidasi itu ditopang oleh peningkatan pendapatan di luar usaha yang mencapai Rp 66 miliar.
Seperti diketahui sebelum di PT Pelni, Syahril Japarin pernah menjabat Presiden Direktur PDAM Kota Pontianak, Direktur Utama PT Aetra Air Jakarta, serta Direktur Utama di PT Djakarta Llyod.
JAYADI SUPRIADIN
Berita bisnis lain:
BI Rate Berpeluang Turun 6-6,5 Basis Poin
Antisipasi Haram, BPOM Diminta Uji Ulang Cadbury
Kandung Babi, Muslim Malaysia Boikot Cadbury
Terpopuler
Chevron Ancam Alihkan Rencana Investasi US$ 12 M
Buka Kantor di Jakarta, Apple Tawarkan Lowongan
Apple Akhirnya Buka Kantor Cabang di Indonesia