TEMPO.CO, Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Bukopin hari ini menyetujui akusisi oleh Bosowa Corporindo sebanyak 30 persen saham. Direktur Keuangan PT Bank Bukopin Tbk Tri Joko Prihanto menyebutkan dalam Penawaran Umum Terbatas III Bosowa menggenapkan kepemilikan sahamnya menjadi 30 persen.
"Waktu Penawaran Umum Terbatas II kan masih sekitar 18 persen," kata Tri setelah rapat umum pemegang saham di kantornya, Kamis, 22 Mei 2014. Setelah disetujui RUPS, maka tahap selanjutnya adalah uji kepatutan dari regulator. (Baca: Bosowa Kuasai 30 Persen Saham Bukopin)
Tiga penawaran umum terbatas yang telah dilakukan membuat modal inti Bukopin bertambah menjadi Rp 5 triliun. Dengan pencapaian modal inti ini, maka Bukopin semakin mantap dalam operasional buku 3. "Bagus kan modal intinya naik, CAR naik, ekspansi tetap jalan, operasi buku tiga juga tetep jalan. Jadi tak perlu degradasi," kata Tri.
Ekuitas Bukopin hingga 2013 mencapai Rp 6,21 triliun. Angka ini tumbuh Rp 1,22 triliun atau 24,35 persen dari Rp 5 triliun di tahun 2012. Pertumbuhan modal ini juga didukung perolehan laba 2013 dan Penawaran Umum Terbatas III. Sebagai gambaran, dari Penawaran Umum Terbatas III saja, Bukopin memperoleh dana Rp 730 miliar untuk 1,1 miliar lembar saham.
Setelah diakuisisi, maka saat ini mayoritas pemegang saham Bank Bukopin atau sebanyak 40,48 persen saham di antaranya dimiliki oleh masyarakat dan 30 persen dimiliki Bosowa Corporindo. Sisanya, sebanyak 18,09 persen saham dimiliki Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia dan 11,43 milik pemerintah Indonesia.
Managing Director Bosowa Corporindo, Sadikin Aksa, enggan menyebutkan harga saham yang ia peroleh. "Pokoknya kami kuasai saham sesuai aturan Bank Indonesia, 30 persen. Tak boleh lebih sedikit pun," tuturnya. (Baca: Bosowa Akan Fokus pada Industri Baja)
Menanggapi rumor yang beredar bahwa pihaknya mengincar 50 persen saham Bukopin, Sadikin berkukuh membantah. "Kalau ketahuan, kami akan ditegur regulator. Enggaklah," ujar Sadikin.
Saat ini Bosowa tengah mengembangkan anak usahanya di bidang pembiayaan yaitu Bosowa dan Sadira Finance yang tumbuh 40 persen dan belum ada rencana aksi korporasi lain dalam waktu dekat. Target pembiayaan keduanya untuk tahun ini berkisar antara Rp 700 miliar sampai Rp 1 triliun. "Sampai saat ini sudah tercapai 30-40 persen," kata dia.
TRI ARTINING PUTRI
Berita terpopuler:
DKI Andalkan Pendapatan dari Pusat Belanja
Nasib Newmont dan Freeport Diputuskan Presiden
Tertinggi, Konsumsi Media Online di Jawa