TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan rupiah pada perdagangan hingga pukul 12.00 WIB hari ini masih berada pada kisaran 11.520-11.530 per dolar AS. Pelemahan rupiah masih tertahan meskipun mayoritas kurs regional Asia cenderung melemah terhadap mata uang safe haven.
Membaiknya data neraca pembayaran Indonesia (NPI) menjadi sentimen positif yang mengerem laju pelemahan rupiah. NPI pada kuartal pertama 2014 tercatat surplus US$ 2,07 miliar. Surplus tersebut diperoleh dari neraca finansial sebesar US$ 7,83 miliar yang lebih besar dari defisit transaksi berjalan yang tercatat sebesar US$ 4,2 miliar.
Analis dari PT Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengatakan transaksi berjalan defisit sebesar 2,1 persen dari PDB, sedikit di atas defisit pada kuartal empat 2013 yang sebesar 1,98 persen dari PDB. "Namun pelaku pasar melihat posisinya masih aman karena di bawah 3 persen," ujarnya, Selasa, 13 Mei 2014.
Dari neraca finansial, terlihat aliran dana asing yang masuk ke investasi portofolio dalam bentuk rupiah sebesar US$ 8,97 miliar. Dana asing serta investasi langsung diperkirakan akan membesar dengan potensi NPI yang masih akan surplus.
Meski demikian, pada kuartal kedua masuknya investor asing diperkirakan melambat karena pelaku pasar masih bersikap melihat dan menunggu. "Semua masih bergantung pada pemilihan presiden 9 Juli mendatang yang diharapkan sesuai ekspektasi pasar," kata Lana.
Menurut Lana, rupiah hari ini masih akan bergerak pada kisaran sempit dan terbuka peluang untuk menguat secara perlahan. "Rupiah akan berada pada kisaran 11.520 per dolar AS."
PDAT | M. AZHAR
Terpopuler
Bank Mandiri Bantah Ada Pembobolan ATM
PLTGU Muara Karang Terganggu, Listrik Padam
Taman Bungkul Rusak, Unilever Akui Salah Estimasi
Unilever Janji Perbaiki Taman Bungkul