Menurut Gema, penyebab kenaikan jumlah penduduk miskin itu akibat inflasi. Sepanjang tahun 2013, BPS mencatat inflasi di Jawa Barat menembus angka 9,15 persen. Sementara inflasi tahun 2013 ini merupakan inflasi tertinggi di Jawa Barat dalam tiga tahun terakhir, yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar minyak.
Inflasi tersebut memicu garis kemiskinan yang menjadi indikator angka kemiskinan penduduk naik. Pada September 2013, garis kemiskinan Jawa Barat berada di angka Rp 276 ribu, sementara pada Maret 2013 hanya Rp 258 ribu atau naik 9,64 persen. "Inflasi naik, garis kemiskinan terkerek naik, sementara pendapatan tidak naik terlalu banyak, atau bahkan tetap, menyebabkan angka kemiskinan naik," kata Gema.
Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Jawa Barat Dyah Anugrah Kuswardani mengatakan, dalam enam bulan ini, terjadi perubahan tingkat keterparahan kemiskinan. "Yang miskin lari ke sangat miskin, yang tidak miskin jatuh hampir miskin dan rentan miskin lainnya," kata dia.
Dyah mengungkapkan, jumlah penduduk tidak miskin pada Maret 2013 tercatat 27,9 juta orang, jumlahnya berkurang menjadi 27,1 juta orang pada September 2013. "Mereka beralih masuk ke kategori penduduk hampir miskin dan rentan miskin lainnya," kata dia.
Kategori Hampir Miskin