TEMPO.CO, Jakarta - Kesepakatan Komisi Anggaran Amerika Serikat untuk melonggarkan defisit anggaran menjadi sentimen negatif bagi sejumlah mata uang dunia. Di transaksi pasar uang pagi ini, rupiah kembali diperdagangkan di kisaran 12.015 per dolar Amerika (kurs Bloomberg).
Ekonom PT Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, Kesepakatan melonggarkan defisit anggaran itu akan berdampak pada bertambahnya pemotongan anggaran belanja secara otomatis (sequestration) sebesar US$ 60 miliar untuk dua tahun mendatang. "Kesepakatan ini akan mendorong bank sentral Amerika (The Fed) untuk lebih cepat memutuskan jadi atau tidaknya pemangkasan stimulus," ujarnya dalam riset harian, Rabu, 11 Desember 2013.
Menurut Lana, salah satu alasan The Fed menambah stimulusnya dari rencana awal US$ 40 miliar menjadi US$ 85 miliar per bulan pada September 2012 disebabkan masalah sequestration ini. Sebab, pemotongan anggaran otomatis akan berdampak pada pemangkasan jumlah tenaga kerja federal.
Namun, proposal kesepakatan ini masih harus disetujui Kongres. Dan ini yang tampaknya tidak mudah karena sebagian anggota menginginkan pelonggaran hingga US$ 100 miliar.
"Untuk hari ini, rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran 11.900 hingga 12.200 per dolar Amerika," ujar Lana.
PDAT | M. AZHAR