TEMPO.CO, Jakarta - Lahan seluas 450 hektar di Plaju, Sumatera Selatan, diproyeksikan sebagai lokasi kompleks petrokimia yang dibangun perusahaan patungan PT Pertamina (Persero) dan PTT Chemical Public Company Limited (PTTGC).
"Sementara ini di Plaju. Lahannya sudah milik Pertamina. Sudah tidak perlu ada pembebasan lahan lagi," kata Direktur Pengolahan Pertamina, Chrisna Damayanto, pada konferensi pers penandatanganan Joint Venture-Heads of Agreement di Jakarta, Selasa, 10 Desember 2013
Chrisna menambahkan, produksi nafta cracker yang akan dihasilkan adalah satu juta metrik ton per tahun. Feed stock sementara didapatkan dari Indonesia dan Thailand. "Nanti akan dicari mana sektor yang keekonomiannya menarik di industri hilir Petrokimia," ucapnya.
Presiden dan CEO PTTGC Bowon Vongsinudom mengatakan keseluruhan nilai proyek pembangunan kompleks petrokimia ini berkisar di angka US$ 4 hingga 5 miliar. Namun, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Afdal Bahaudin mengatakan angka tersebut masih angka awal dan belum tetap.
"Belum ada pembahasan yang lebih detail. Jadi, perlu dihitung kalkulasinya seperti apa. Nanti akan diberitakan lagi," kata Afdal.
TRISTIA RISKAWATI