TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum, Hediyanto W. Husaini mengatakan produk beton pracetak lebih efisien sebagai komponen bangunan infrastruktur. "Produk beton precast (pracetak) ini lebih efisien dibandingkan beton biasa yang harus mengecor di tempat," katanya.
Hediyanto menilai pembangunan infrastruktur yang menggunakan beton pracetak seperti jalan layang non-tol Antasari-Blok M lebih bagus, kualitasnya lebih terjaga dan tidak mengganggu kondisi lalu lintas. Jalan layang itu dibangun dengan teknologi beton oleh PT Waskita Karya dan Wijaya Karya yang merupakan produk asli dalam negeri.
Sampai 2010, beton pracetak mengisi sekitar 25 persen dari total pasar beton. Industri beton pracetak, kata Hediyanto, diharapkan bisa berkontribusi sekitar 50 persen di pasaran. Ia mengungkapkan industri konstruksi beton pracetak sekarang mampu berkompetisi di pasar internasional. Proyek-proyek itu sudah sukses di Aljazair, Kenya, Timor Leste, Arab Saudi, dan Myanmar.
Menurut Kepala Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi Kementerian Pekerjaan Umum Natsir, saat ini sebagian besar peralatan beton pracetak masih impor. "Sebanyak 60 persen kita impor peralatan precast,"ujarnya.
APRILIANI GITA FITRIA
Topik Terhangat
Sultan Mantu|Misteri Bunda Putri |Gatot Tersangka| Suap Akil Mochtar |Dinasti Banten
Berita Terpopuler
Miing Bagito: Jalan Banten Rusak oleh Lamborghini
Kantor Diubek-ubek KPK, Anak Buah Airin Bungkam
Miing: Airin Pernah Audisi Figuran Bagito Show
Inilah Kantor Wawan sebagai Wali Kota Malam
Bunda Putri Sering Mengaku Alumnus Minyak ITB 75