Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Industri Beton Pracetak Dinilai Lebih Efisien  

image-gnews
Pekerja melakukan penggantian beton pembatas jalur Busway dibuat lebih tinggi di Jalan Kramat Raya, Jakarta, Senin (19/11). TEMPO/Dasril Roszandi
Pekerja melakukan penggantian beton pembatas jalur Busway dibuat lebih tinggi di Jalan Kramat Raya, Jakarta, Senin (19/11). TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum, Hediyanto W. Husaini mengatakan produk beton pracetak lebih efisien sebagai komponen bangunan infrastruktur. "Produk beton precast (pracetak) ini lebih efisien dibandingkan beton biasa yang harus mengecor di tempat," katanya.

Hediyanto menilai pembangunan infrastruktur yang menggunakan beton pracetak seperti jalan layang non-tol Antasari-Blok M lebih bagus, kualitasnya lebih terjaga dan tidak mengganggu kondisi lalu lintas. Jalan layang itu dibangun dengan teknologi beton oleh PT Waskita Karya dan Wijaya Karya yang merupakan produk asli dalam negeri.

Sampai 2010, beton pracetak mengisi sekitar 25 persen dari total pasar beton. Industri beton pracetak, kata Hediyanto, diharapkan bisa berkontribusi sekitar 50 persen di pasaran. Ia mengungkapkan industri konstruksi beton pracetak sekarang mampu berkompetisi di pasar internasional. Proyek-proyek itu sudah sukses di Aljazair, Kenya, Timor Leste, Arab Saudi, dan Myanmar.

Menurut Kepala Pusat Pembinaan Sumber Daya Investasi Kementerian Pekerjaan Umum Natsir, saat ini sebagian besar peralatan beton pracetak masih impor. "Sebanyak 60 persen kita impor peralatan precast,"ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

APRILIANI GITA FITRIA

Topik Terhangat
Sultan Mantu|Misteri Bunda Putri |Gatot Tersangka| Suap Akil Mochtar |Dinasti Banten


Berita Terpopuler

Miing Bagito: Jalan Banten Rusak oleh Lamborghini
Kantor Diubek-ubek KPK, Anak Buah Airin Bungkam
Miing: Airin Pernah Audisi Figuran Bagito Show
Inilah Kantor Wawan sebagai Wali Kota Malam
Bunda Putri Sering Mengaku Alumnus Minyak ITB 75

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Airlangga Nilai Bahan Baku Logam Belum Tergarap Optimal

24 Agustus 2016

Airlangga Hartarto. TEMPO/Imam Sukamto
Airlangga Nilai Bahan Baku Logam Belum Tergarap Optimal

Airlangga meyakini Indonesia memiliki deposit logam tanah jarang dalam jumlah cukup besar.


Industri Logam Rumahan di Tegal Dilibas Produk Logam Cina  

8 Agustus 2016

Teknisi  melakukan pemeriksaan komponen mesin  yang di rakit oleh para siswa SMKN 1 Jakarta, kamis (05/01) Dengan kapasitas mesin 1500 CC  Twin Cam 16 valve, dengan bahan  logam tertentu yang masih di impor dari luar dibuat mampu bersaing dengan produk mesin mobil ternama. TEMPO/Dasril Roszandi
Industri Logam Rumahan di Tegal Dilibas Produk Logam Cina  

Satu per satu pemilik industri logam rumahan berhenti berproduksi lantaran sepi order.


Industri Logam di Tegal Terancam Gulung Tikar  

5 Agustus 2016

Ilustrasi Industri Baja dan Besi. TEMPO/Subekti
Industri Logam di Tegal Terancam Gulung Tikar  

Sepinya usaha logam di Tegal akibat imbas serbuan produksi logam dari Cina.


Industri Logam Mulai Bergairah, Namun Pengusaha Kurang Modal

28 Mei 2010

Industri Logam Mulai Bergairah, Namun Pengusaha Kurang Modal

Penyebabnya adalah munculnya industri serupa di daerah lain, krisis moneter 1998 dan minimnya modal. Namun kini industri logam sudah mulai bergairah lagi.


Berpotensi Rugikan Negara, DPR Tuntut Nasionalisasi Inalum

29 April 2010

Berpotensi Rugikan Negara, DPR Tuntut Nasionalisasi Inalum

Wakil Ketua Komisi Badan Usaha Milik Negara Dewan Perwakilan Rakyat Nurdin Tampubolon mendesak pemerintah tidak memperpanjang kontrak PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) karena dinilai merugikan negara,


Tahun Ini Industri Manufaktur Stagnan

20 Desember 2007

Tahun Ini Industri Manufaktur Stagnan

Kalangan pengusaha menilai industri manufaktur berada dalam kondisi stagnan selama tahun ini.


Pertumbuhan Industri Masih Lambat

28 Februari 2007

Pertumbuhan Industri Masih Lambat

Pemerintah mengungkapkan pertumbuhan sektor industri mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir. Penyebabnya adalah lemahnya daya saing dan ekonomi biaya tinggi.


Industri Cor di Klaten Lumpuh, 5 Ribu Pekerja Menganggur

13 Desember 2005

Industri Cor di Klaten Lumpuh, 5 Ribu Pekerja Menganggur

Sebanyak 5 ribu pekerja industri cor logam di Ceper, Batur, Klaten terancam menganggur. Selain karena sulit mendapatkan kokkas (bahan bakar utama untuk pengecoran), juga tingginya tarif Daya Max Plus yang diberlakukan PLN.