TEMPO.CO, Jakarta - - Kementerian Pertanian mengharapkan asuransi pertanian dapat diterapkan pada 2014 depan. Selain mengajukan anggaran subsidi premi asuransi dalam RAPBN 2013, kementerian juga tengah menyiapkan Peraturan Menteri Pertanian mengenai asuransi pertanian.
Direktur Pembiayaan Kementerian Pertanian Mulyadi Hendiawan menargetkan beleid ini bisa rampung pada September 2013. Dengan demikian, jika anggaran yang diusulkan telah disetujui DPR maka pola baru penggantian sawah puso ini bisa diterapkan pada 2014.
"Kalau semua instrumen siap, ini bisa diimplementasikan untuk musim tanam April-September 2014. Kami berharap luas lahan yang diasuranskikan 2,4 juta hektare, ini 20 persen dari luas tanam," kata Mulyadi dalam diskusi di Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu, 31 Juli 2013.
Premi asuransi pertanian yang telah dikaji sebesar Rp 180.000 per hektare atau 3 persen dari nilai pertanggungan sawah. Mulyadi mengatakan pemerintah menghitung nilai pertanggungan sebesar Rp 6 juta per hektare, sesuai dengan biaya penanaman dan plafon kredit ketahanan pangan dari perbankan.
"Target kami, petani yang kena puso bisa segera tanam kembali dengan uang pertanggungan dan melanjutkan usaha taninya, bukan target untung," katanya.
Kementerian Pertanian telah mengusulkan anggaran Rp 345 miliar untuk subsidi premi asuransi dalam RAPBN 2014. Rencananya, pemerintah akan menanggung 80 persen biaya premi sementara petani hanya menanggung 20 persen atau Rp 36.000 per hektare.
"Kalau petani hanya punya lahan 0,25 hektare, hanya perlu bayar Rp 9.000. Mudah-mudahan petani tidak terlalu berat," kata Mulyadi.
Mulyadi menambahkan dalam beleid yang sedang digodok, pemerintah juga akan mengatur kriteria petani yang berhak atas subsidi premi. Pada tahap awal asuransi pertanian ini akan diterapkan pada petani padi dengan luas lahan maksimal 2 hektare.
"Kami utamakan yang kepemilikan lahan maksimal 2 hektare. Petani dengan lahan lebih dari itu bisa bayar sendiri, tidak perlu disubsidi. Kriteria pusonya gagal panen 75 persen," kata Mulyadi.
Mulyadi mengakui pada uji coba yang dilakukan pada musim tanam Oktober 2012 hingga Maret 2013, masih sedikit petani yang berminat dengan asuransi. Soalnya, asuransi ini tergolong barang baru bagi petani.
"Ada juga petani yang bertanya untuk apa pakai asuransi, toh lahannya ada irigasi teknis dan lahannya bagus. Tapi ternyata kemarin di lahan uji coba yang pakai irigasi teknis ada juga yang terkena puso dan mereka sekarang tertarik untuk pakai asuransi," katanya.
Mulyadi mengatakan pada musim tanam Oktober 2013 sampai Maret 2014, kementerian akan melakukan uji coba lagi di Jawa Timur dan Sumatera Selatan. Sambil menunggu persetujuan anggaran dari DPR, Mulyadi mengatakan ada dana bantuan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk subsidi premi untuk uji coba di Jawa Timur.
"Di Jawa Timur rencananya 1.500 hektare, subsidi premi Rp 144.000 per hektare nanti akan menggunakan dana dari JICA dulu, karena APBN kan belum boleh," kata Mulyadi.
BERNADETTE CHRISTINA
Topik Terpanas:
Ahok vs Lulung | Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri | Daging Impor
Berita Terpopuler:
Ahok-Lulung Berseteru, Ini Kata Kemendagri
Joe Taslim Pindah Agama Demi Cinta
Bang Ucu: PKL Bongkar Sendiri atau Saya Bakar
SBY ke Lumajang, Dukun Semeru Dikerahkan
Ahok: Jewer Saja, Kuping Saya Sudah Panjang, Kok!
Briptu Rani Syok Dipecat dari Kepolisian