TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia akan menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC) pada 2015. Namun, sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat tampaknya pesimistis akan kesiapan yang telah dilakukan pemerintah.
Anggota Komisi Perdagangan DPR, Iskandar Syaichu, menyatakan, berbagai masalah yang masih membelit Indonesia di antaranya minimnya infrastruktur, birokrasi yang berbelit-belit, dan ketidakpastian hukum. "Kita akan kedodoran," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian, Senin, 1 April 2013.
Pejabat kementerian yang hadir dalam rapat tersebut yakni Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi dan Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Iman Pambagyo dari Kementerian Perdagangan, serta Direktur Jenderal Kerja Sama Industri Internasional Agus Tjahajana Wirakusumah dari Kementerian Perindustrian.
Selain itu, menurut Iskandar, AEC belum tentu menguntungkan. Sebab, "Pasar kita pasar potensial negara ASEAN, tetapi pasar mereka belum tentu potensial bagi kita," ujarnya.
Aria Bima dari Fraksi PDIP mengatakan, pemerintah perlu lebih giat melakukan sosialisasi agar para pelaku usaha bersiap berebut pasar dengan pengusaha dari negara ASEAN lain. Langkah tersebut seperti membuat open house dan tidak diam-diam sehingga bisa bersama-sama menjangkau banyak pihak.
Hal-hal tadi diharapkan menjadi perhatian kedua kementerian. Pembahasan lebih mendalam mengenai kerja sama antar-negara sekawasan ini akan dilakukan pada Rabu, 3 April 2013, dengan mengundang Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.
PINGIT ARIA
Berita Terpopuler:
Kasus Cebongan, Ketika Detektif Dunia Maya Beraksi
Kronologi Idjon Djambi Perlu Dikonfrontasikan
Dua Kejanggalan dalam Kecelakaan Camry Maut
Sketsa Wajah Penyerang LP Cebongan Segera Disebar
Fitra Sebut Petinggi Polri Terima Rp 11,5 Miliar