TEMPO.CO, Jakarta - Setelah berhasil mengakuisisi Thanglong Cement Vietnam, PT Semen Indonesia Tbk kini berencana membangun sebuah pabrik di Myanmar dengan nilai investasi sebesar US$ 200 juta (atau sekitar Rp 2 triliun). “Kami menggandeng partner lokal, joint venture dari sana,” kata Direktur Indonesia PT Semen Indonesia, Dwi Soetjipto, dalam sebuah diskusi di Wisma Bisnis Indonesia, Senin, 25 Maret 2015.
Dwi menyatakan pabrik tersebut akan mulai dibangun pada 2014 mendatang. “Kalau lancar mudah-mudahan 2017 sudah operasi,” ujarnya.
Pabrik tersebut, menurut Dwi, akan berkapasitas produksi 1 juta ton per tahun. Produk itu sendiri tak akan dipasarkan di Indonesia, melainkan di Myanmar dan Vietnam. “Itu akan kita jadikan hub untuk wilayah sekitarnya juga,” katanya. Pendanaan untuk mengakuisisi pabrik semen di Myanmar itu, menurut Dwi, akan diperoleh dengan dua alternatif, yakni menerbitkan obligasi atau pinjam bank.
Sebelumnya, Semen Indonesia juga mengakuisisi pabrik Thang Long Cement di Vietnam. Di sana, PT Semen Indonesia telah menginvestasikan Rp 1,5 triliun.
Dengan investasi sebesar itu, maka Semen Indonesia menguasai 70 persen dari saham Thang Long Cement. Kapasitas produksi pabrik semen tersebut mencapai 2,3 juta ton, yang terutama untuk memenuhi konsumsi semen dalam negeri negara tersebut.
Jika masih ada kelebihan produksi, maka semen tersebut bisa diekspor ke negara tetangga, seperti Singapura dan Bangladesh.
Pada 7 Januari 2013 lalu, PT Semen Gresik Tbk berubah nama menjadi PT Semen Indonesia Tbk dan menjadi induk dari Thang Long Cement, PT Semen Padang, PT Semen Gresik, dan PT Semen Tonasa. Dengan perubahan nama tersebut, kata Dwi, merek semen tidak berubah. Contohnya, Semen Gresik tetap menjadi merek dagang Semen Indonesia untuk pasar Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Sedangkan Semen Padang untuk Sumatera Barat dan sekitarnya serta Jakarta, sedangkan Semen Tonasa untuk kawasan Indonesia Timur. Sementara Thang Long Cement untuk Vietnam, Singapura, dan Bangladesh. “Kita lihat brand-brand ini kan sudah dapat tempat di masyarakat, jadi tidak perlu diganti,” kata Dwi.
Sepanjang 2012, Semen Indonesia berhasil menjual 22,47 juta ton semen, meningkat 14,7 persen dibanding capaian 2011 sebesar 19,5 juta ton. Pertumbuhan penjualan yang sebesar itu berarti berhasil melampaui rata-rata pertumbuhan penjualan semen secara nasional yang hanya 14,5 persen.
Di tempat yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyatakan kebanggaannya terhadap PT Semen Indonesia Tbk. Menurut Dahlan, PT Semen Indonesia telah menjadi perusahaan global atau multinational company (MNC) pertama milik BUMN Indonesia.
Dahlan mendorong perusahaan pelat merah tersebut untuk melebarkan sayapnya di kancah internasional. Aksi korporasi di luar negeri ini ditempuh agar BUMN tak hanya jago kandang, tetapi bisa menikmati peluang bisnis global yang besar. "Semen Indonesia sudah jadi regional champion. Saya menuntut BUMN lain juga bisa jadi regional champion," tuturnya.
PINGIT ARIA
Berita Terpopuler:
Penyerbuan LP Cebongan Bermula dari Saling Pandang
Operasi Buntut Kuda Penjara Cebongan Sleman
Lihat Teman Satu Sel Didor, Napi Cebongan Trauma
Ini Kronologi Penyerbuan Cebongan Versi Kontras
Tak Ada Kudeta, Hanya Pembagian Sembako