TEMPO.CO, Jakarta - Masih adanya kekhawatiran di zona Eropa membuat para pelaku pasar bersikap hati-hati dan cenderung memilih memegang dolar Amerika Serikat. Setelah Parlemen menolak rencana pengenaan pajak terhadap dana nasabah perbankan, pemerintah Siprus kini harus mencari alternatif dana talangan kepada lembaga internasional.
Analis dari PT Monex investindo Futures, Johanes Ginting, menjelaskan ketidakpastian di Eropa mengenai dana talangan Siprus membuat dolar AS masih cukup diminati oleh para pelaku pasar karena dianggap lebih aman. “Munculnya masalah Siprus ini seperti kembali memunculkan kembali sesuatu yang sebenarnya sudah lama hilang di Eropa,” ucapnya.
Di transaksi pasar uang hari ini, Kamis, 21 Maret 2013, nilai tukar rupiah ditutup melemah 9 poin (0,09 persen) ke level 9.733 per dolar AS. Pelemahan rupiah kali ini merupakan yang keempat kalinya sejak muncul kekhawatiran di Siprus.
Pernyataan pejabat bank sentral AS (The Fed) yang akan tetap melanjutkan program stimulus (QE) dengan melakukan pembelian obligasi senilai US$ 85 miliar seharusnya membuat dolar melemah karena likuiditas di pasar meningkat. Namun, karena ada sedikit masalah di kawasan Eropa, dolar AS kembali menjadi aset safe haven bagi investor.
Sikap hati-hati investor juga terlihat dari naiknya harga emas yang kini mulai kembali berada di level US$ 1.600 per troy ounce. “Sepertinya investor juga mencoba mencari safe haven yang lain selain dolar AS,” tuturnya.
Dari faktor domestik, belum ada yang baru, ancaman melonjaknya inflasi serta defisit perdagangan tetap menjadi ganjalan bagi apresiasi nilai tukar rupiah. Ditambah lagi jatuhnya harga saham di bursa domestik dan mulai meredanya aliran dana asing membuat penguatan rupiah agak tertahan.
Mata uang regional sore ini ditransaksikan beragam. Won Korea Selatan menguat 0,03 persen, ringgit Malaysia naik 0,03 persen, won Korea Selatan naik 0,03 persen, serta peso Filipina juga terapresiasi 0,02 persen. Sedangkan bath Thailand melemah 0,31 persen, yuan Cina melemah 0,04 persen, dan dolar Taiwan juga terdepresiasi 0,06 persen.
VIVA B. K
Berita ekonomi lainnya:
SKK Migas Targetkan Produksi Minyak 827 Ribu Barrel
Indonesia Kekurangan SDM Pengeboran Migas
Kedigdayaan Dolar AS Tekan Rupiah 11 Poin
Kendalikan BBM Bersubsidi, Ini 3 Jurus Pemerintah