TEMPO.CO, Jakarta - Survei Visa atas Global Payments Tracker 2012 menyimpulkan masyarakat Indonesia mulai terbiasa melakukan transaksi pembayaran elektronik. Dari seluruh titik-titik tempat transaksi, sekitar 57 persen masyarakat menggunakan kartu debit dan 83 persen masyarakat menggunakan kartu kredit tiap bulannya.
"Konsumen di Indonesia kini telah mulai menggunakan kartu sebagai alat pembayaran," kata Ellyana Fuad, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, dalam siaran pers yang diterima pada Senin, 11 Februari 2013. " Meskipun banyak transaksi yang masih bergantung pada uang tunai."
GPT mencatat, 84 persen masyarakat masih menggunakan uang tunai sebagai alat utama transaksi.
GPT juga mencatat, lebih dari 25 persen konsumen memiliki kartu debit dan dua persen konsumen memiliki kartu kredit. Meski kepemilikan kartu di Indonesia masih rendah, ini menjadi bukti masyarakat termotivasi untuk memaksimalkan manfaat penggunaan kartu. "Tiga puluh persen konsumen menggunakan kartu karena kontrol keuangan dan 17 persen untuk menghindari membawa uang tunai," ujar Ellyana.
Sebagai perusahaan penerbit teknologi pembayaran elektronik, Visa tercatat paling dikenal sebagai alat pembayaran pembelanjaan. Untuk pembelanjaan, tercatat 35 persen dilakukan dengan kartu debit Visa dan 64 persen dilakukan dengan kartu kredit Visa.
AYU PRIMA SANDI