TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga keuangan nonbank milik negara, PT Permodalan Nasional Madani (PNM), bersinergi dengan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) untuk memperkuat pembiayaan kepada usaha mikro kecil (UMK) Indonesia.
Presiden Direktur PNM Parman Nataatmadja mengatakan, sinergi ini sangat penting sebagai pendukung program pemerintah dalam pengembangan dan pertumbuhan sektor UMK di Indonesia. "Kami bangga bisa menggandeng Askrindo. Sebagai BUMN, PNM dan Askrindo memiliki tanggung jawab dalam mendorong program peningkatan sektor UMK," kata Parman dalam siaran pers yang diterima Tempo, Rabu, 19 Desember 2012.
Direktur Utama PT Askrindo, Antonius Napitulu, mengatakan, pihaknya melakukan sinergi untuk meningkatkan pengembangan UMKM. Menurut dia, pada segmen mikro, potensi tingkat kegagalannya lebih kecil dibanding dengan segmen lain yang lebih besar. "Kerja sama ini sejalan dengan bisnis Askrindo. Kami juga terus mengembangkan produk bagi segmentasi UMK," katanya.
Parman menambahkan, kerja sama yang dilakukan berupa penjaminan pembiayaan secara otomatis bersyarat untuk pembiayaan Mikro ULaMM. Pembiayaan sektor UMK yang diberikan PNM akan mendapat jaminan dari Askrindo. "Diharapkan kerja sama ini akan memberikan kenyamanan dan keamanan bagi nasabah. Pembiayaan mikro akan lebih mudah dan cepat," kata Parman.
Kerja sama PNM-Askrindo seiring dengan langkah PNM untuk meluncurkan produk baru pembiayaan mikro, yakni MM ASRI (Madani Mikro Angsuran Harian). Produk tersebut berupa pembiayaan pada pelaku usaha mikro tanpa agunan dengan skema pembayaran angsuran sebanyak 225 kali per bulan.
"Sebagai pilot project, produk ini pada tahap awal akan dilakukan di Bali oleh PNM Cabang Denpasar. Masyarakat Bali memiliki modal sosial berupa kearifan lokal yang sangat mendukung produk tersebut. Kita melihat potensi besar untuk pengembangan produk pembiayaan mikro MM ASRI dan optimistis bisa dikembangkan ke depannya,” katanya.
Direktur Bisnis Retail PNM Tri Susilo menjelaskan, pihaknya akan menyalurkan pembiayaan ini dengan plafon di bawah Rp 50 juta per nasabah. “Pilot project di Bali selama setahun diperkirakan bisa menyalurkan pembiayaan hingga Rp 20 miliar. Nilainya masih kecil, tetapi potensinya cukup besar.”
Saat ini, PNM memiliki jaringan sebanyak 580 kantor pelayanan, yang terdiri dari 477 Unit ULaMM, 22 kantor cabang, lima cabang pembantu, dan 76 klaster, dengan sebaran jangkauan di 2.247 kecamatan di 22 provinsi seluruh Indonesia. Secara akumulatif, sejak diluncurkannya ULaMM pada 2008 hingga saat ini, PNM telah menyalurkan pembiayaan pada nasabah UMKM sebesar Rp 7,1 triliun kepada 121 ribu UMK.
Tahun depan, PNM akan melakukan ekspansi jaringan bisnisnya dengan menambah sekitar 100 unit baru ULaMM (Unit Layanan Modal Mikro) di seluruh Indonesia. Ini seiring dengan PNM yang menargetkan penyaluran pembiayaan ke sektor UMK melalui ULaMM, yang mencapai Rp 3,3 triliun pada tahun depan. “Kita menargetkan pembiayaan tumbuh minimal 25 persen per tahun," ujar Parman.
RISANTI