TEMPO.CO, Surakarta - Bank Solo bertekad meningkatkan komposisi penyaluran kredit kepada usaha mikro-kecil dan menengah (UMKM). Direktur Bank Solo Kurlina Dwi Aryani mengatakan pihaknya akan lebih berpihak ke usaha mikro-kecil.
“Selama ini porsi penyaluran kredit untuk UMKM memang kecil, jika dibandingkan untuk pegawai,” katanya kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu, 7 November 2012.
Dia mengatakan sebelumnya posisi kredit untuk UMKM hanya 5 persen, sedangkan sisanya untuk pegawai negeri di pemerintah kota Surakarta. Namun perlahan porsinya meningkat, hingga tahun ini mencapai 15 persen.
Pada 2013, dia mengatakan porsi penyaluran kredit untuk UMKM akan ditingkatkan menjadi 40 persen. “Kami sudah mempersiapkan diri untuk mencapainya,” katanya.
Dia mengatakan suku bunga yang ditawarkan untuk kredit UMKM hanya 1,25 persen per bulan. “Sedangkan bank perkreditan rakyat lain rata-rata 2 persen per bulan,” dia menuturkan.
Baca Juga:
Plafon kredit yang disalurkan bervariasi, antara Rp 10-50 juta. Tapi ada juga yang mengajukan pinjaman Rp 300-400 juta. Untuk persyaratan kredit, tergolong ringan. Pemohon cukup melampirkan identitas diri dan jaminan.
“Kami juga menerima jaminan berupa surat hak penempatan milik pedagang pasar tradisional. Nilai SHP tidak kecil, bisa sampai ratusan juta rupiah,” ucapnya.
Hingga Oktober 2012, kredit yang disalurkan perseroan ke UMKM mencapai Rp 6 miliar untuk dua ribu nasabah dari total kredit yang tersalurkan Rp 43,8 miliar.
Bank Solo sudah sudah konsultan keuangan mitra bank untuk mencari UMKM yang membutuhkan pembiayaan.
Koordinator Konsultan Keuangan Mitra Bank Solo Raya Ulung Koeshendratmoko mengatakan sudah ada 5-10 UMKM yang mendapat pinjaman dari Bank Solo setelah penandatanganan nota kesepahaman.
“Kebanyakan pedagang Pasar Klewer,” katanya.
Dia mengatakan dengan nota kesepahaman, UMKM lebih mudah mendapatkan pinjaman untuk modal usaha. Besar pinjaman yang diajukan berkisar antara Rp 10-50 juta.
UKKY PRIMARTANTYO