TEMPO.CO, Malang - Tauzia Hotel Management menargetkan hingga 2014 berdiri sebanyak 11 hotel di Jawa Timur. Terdiri dari tiga Hotel Harris bintang empat di Surabaya, Malang, Kediri, Madiun; Hotel Yello bintang tiga di dua lokasi berbeda di Surabaya, dan Hotel Pop bintang dua berada di dua lokasi di Surabaya.
"Pasar Jawa Timur masih menjanjikan," kata Regional General Manager Tauzia Hotel Management, Stylianos Koureas, di Malang, Selasa, 23 Oktober 2012.
Gebrakan pertama, diluncurkan Hotel Harris Malang di kawasan perumahan Riverside pada 18 Desember mendatang. Berbeda dengan hotel yang berdiri di tengah kota, Hotel Harris berdiri di kawasan perumahan yang berada di pintu masuk Kota Malang.
Lokasi berada di Jalan Porong Malang-Surabaya. Hotel ini memiliki 223 kamar dilengkapi tiga kolam renang, ruang pertemuan yang dapat menampung 1.500 orang, dan fasilitas internasional. Pada tahun 2014, total hotel yang akan dibangun di seluruh Indonesia sebanyak 23, meliputi Batam, Bali, Jakarta, Bandung, dan Bogor.
Owner Respresentative Malang, Eric Onggowarsito, mengatakan, kerja sama dengan Tauzia Hotel Management berlangsung selama 10 tahun. Di bawah bendera PT Tri Mitralumba, kelompok ini membangun hotel dengan konsep ramah lingkungan. "Kami lebih fokus properti. Soal manajemen hotel, diserahkan ke Tauzia," katanya.
Hotel Harris Malang dibangun di atas lahan seluas 2 hektare. Terdiri dari tiga bangunan inti tiga lantai, terdiri dari tiga bangunan hotel, sebuah lobi, dan satu ruang pertemuan. Lokasinya menyatu dengan perumahan Riverside, yang berada di pintu masuk Kota Malang.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Malang Djarot Edi Sulistyono menjelaskan, pada 2012, dibangun sebanyak 23 hotel di Malang. Jadi di daerah ini ada 77 hotel. Dampaknya, persaingan hotel di Malang bakal semakin ketat. "Daya dukung kota masih kuat sehingga izin pendirian hotel tak dibatasi," katanya.
Menurut dia, pertumbuhan hotel di Malang dianggap masih wajar dan rasional. Apalagi okupansi hotel berbintang di Malang cukup tinggi. Tingkat okupansi 11 hotel berbintang mencapai 80 persen. Sedangkan saat masa libur panjang, sejumlah hotel sampai menolak tamu.
EKO WIDIANTO