TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan asal Malaysia, AirAsia Bhd, berencana melepas 20 persen saham anak usahanya di Indonesia, PT Indonesia AirAsia, kepada publik (IPO) tahun depan. Perseroan menargetkan memperoleh dana US$ 200 juta (Rp 1,9 triliun) dari aksi tersebut.
Direktur Utama AirAsia Group Tony Fernandes mengatakan, perseroan akan lebih berfokus pada target IPO setelah membatalkan akuisisi terhadap Batavia Air. Langkah IPO seiring dengan target perseroan untuk melakukan ekspansi dan mengembangkan pasar maskapai berbiaya murah di Indonesia.
“Fokus kami di Indonesia adalah mendorong langkah IPO, sementara kami masih akan tetap menjaga hubungan kerja sama dengan Batavia Air,” ujar Fernandes, seperti dilansir Wall Street Journal, 15 Oktober 2012.
Indonesia AirAsia telah menunjuk CIMB Securities sebagai penjamin emisi untuk pelaksanaan IPO. Seorang bankir CIMB mengatakan, Indonesia AirAsia menargetkan menjual 20 persen sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada Mei atau Juni 2013. Namun, perseroan belum menentukan target nilai yang ingin didapatkan.
Saat ini, 49 saham Indonesia AirAsia dimiliki oleh AirAsia Bhd dan 51 persen oleh PT Fersindo Nusaperkasa. Pada Juli 2012, Indonesia AirAsia menunda pelaksanaan IPO di Indonesia karena berencana membeli 49 persen saham Batavia Air. Tapi, akuisisi senilai US$ 80 juta itu menuai kontroversi dan akhirnya dibatalkan.
Direktur Utama Indonesia AirAsia, Dharmadi, mengatakan, perseroan akan mulai gencar melakukan ekspansi armada pada 2013. Indonesia AirAsia berniat meningkatkan jumlah armada sebanyak tiga kali lipat dalam lima tahun mendatang untuk merespons proyeksi pertumbuhan tahunan 24 persen penumpang internasional dan 28 persen penumpang domestik.
AP | ABDUL MALIK