TEMPO.CO, Denpasar - Pemerintah Amerika Serikat melalui otoritas perikanannya ternyata pernah menolak 181 produk perikanan Indonesia. Hal ini disebabkan produk perikanan asal Indonesia yang diekspor ke negara tersebut mengandung bakteri salmonela.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo, mengatakan penolakan itu sempat terjadi pada 2011. "Tapi sekarang sudah mulai berkurang karena kami terus melakukan peningkatan standar dan mutu," kata Sharif dalam Pencanangan dan Pembukaan Seminar Bulan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, di Bali, Selasa, 2 Oktober 2012.
Menurut dia, penolakan akibat kandungan salmonela itu bukan karena kurangnya kebersihan produk oleh produsen, melainkan karena bakteri tersebut memang lazim ditemukan di wilayah perairan negara tropis. Namun, ia menjamin sekarang penolakan tersebut sudah jauh menurun. Meskipun tak menyebutkan berapa persis nilai penurunan, ia mengatakan, pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas produk ke Negara Abang Sam itu. "Buktinya Amerika Serikat tetap jadi negara penerima ekspor perikanan kita paling besar," ujarnya.
Dalam catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Amerika Serikat memang mendominasi tujuan ekspor perikanan hingga 30 persen atau senilai US$ 1,13 miliar.
Kepala Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Kementerian Kelautan dan Perikanan, Narmoko Prasmadji, juga mengungkapkan hal yang sama. Amerika Serikat memang menerapkan aturan yang ketat terhadap produk perikanan yang masuk. Tapi ia menjamin, ini tak akan mematikan produksi dan ekspor ikan nasional. Dikatakannya ini jadi cara untuk Indonesia semakin memperbaiki diri agar diterima pasar internasional.
Menurut dia, banyak faktor yang mempengaruhi penolakan suatu negara terhadap produk perikanan Indonesia, di antaranya bahan baku industri, proses pengolahan produk, penggunaan alat transportasi, dan pengemasan yang kurang baik. "Kami coba perbaiki dan kurangi hal yang membuat produk ditolak masuk karena kami tidak bisa lari dari standar atau keinginan buyer," katanya.
ROSALINA
Terpopuler:
Al-Qaeda Indonesi Gunakan Peledak Nitrogliserin
Bumi Resources Paparkan Dugaan Penyimpangan Dana
Hatta Upaya Jembatan Selat Sunda Tak Bebani APBN
Malaysia Akan Bangun Jalur Kereta di Kalimantan
Produksi Tambang Emas Martabe Berhenti Sementara