TEMPO.CO, Jakarta - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menilai kenaikan tarif dasar listrik (TDL) akan mengancam daya saing produk lokal di pasar dunia. "Kenaikan tarif listrik juga akan membuat harga produk Indonesia naik, sehingga akan kalah bersaing dengan produk asing," ujar Koordinator Investigasi dan Advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi, seusai diskusi di Cikini, Kamis, 13 September 2012.
Kenaikan tarif dasar listrik tersebut dipandang FITRA sebagai hambatan untuk membangkitkan daya saing produk dalam negeri. Dengan kenaikan tersebut, produk Indonesia akan kalah bersaing dari produk Cina.
Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat beserta Kementerian Energi dan Sumber Daya Energi akan memutuskan kenaikan tarif listrik pada Senin, 17 September 2012. Hal tersebut merupakan kesimpulan rapat kerja antara Dewan dan pemerintah pada rapat kerja pada Senin awal pekan ini.
Dalam rapat yang berlangsung hingga dinihari tersebut, ada beberapa poin yang dibahas. Antara lain penjualan listrik sebesar Rp 182 triliun, biaya pokok penyediaan listrik sebesar Rp 1,1 triliun, serta syarat pendapatan PT PLN (Persero) senilai Rp 226 triliun.
Kenaikan tarif listrik kemungkinan dilakukan secara bertahap tiap triwulan mulai Januari 2013. Pengguna rumah tangga 1.300 volt ampere dan pelanggan premium 6.600 volt ampere dibebani kenaikan tarif Rp 729 hingga Rp 814 per kilowatt jam. Dengan kenaikan tersebut, biaya yang dikenakan per bulan mencapai Rp 2.000.
Baca Juga:
MARIA YUNIAR
Berita Terpopuler
Saham Facebook Melonjak 7,7 Persen
Subsidi Listrik Mal dan Rumah Mewah Akan Dicabut
Habis Sakit, Berat Badan Dahlan Iskan Turun
Pemerintah Minta Kewenangan Tentukan Harga BBM
Investor Gamang, Wall Street Ditutup Datar