TEMPO.CO, Jakarta - Terdepresiasinya dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia mampu dimanfaatkan oleh rupiah untuk menguat sehingga berhasil menjauh dari level 9.600 per dolar AS. Menjelang pidato Chairman The Federal Reserve, Ben Bernanke, dolar AS mengalami koreksi sehingga memicu apresiasi mata uang regional. Imbasnya, rupiah juga berhasil menguat.
Analis senior PT Harvest International Futures, Ibrahim, menjelaskan adanya campur tangan dari Bank Indonesia agar mata uangnya tidak melemah terlalu jauh mampu mendorong penguatan rupiah. “BI kemungkinan memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk menggiring rupiah menguat dengan tujuan bila pernyataan Bernanke mengecewakan pasar, rupiah tidak melemah hingga menembus level 9.600 per dolar AS,” katanya.
Di transaksi pasar uang hari ini, Jumat, 31 Agustus 2012, nilai tukar rupiah berhasil ditutup menguat 39 poin (0,39 persen) ke posisi 9.543 per dolar AS. Sempat melemah hingga 9.584 per dolar AS, rupiah berhasil menguat menjelang pasar tutup. Namun, sepanjang Agustus ini rupiah melemah 76 poin (0,8 persen) dibanding posisi akhir Juli lalu di level 9.467 per dolar AS.
Masih tingginya ketidakpastian di Eropa dan membaiknya data ekonomi Amerika Serikat menguntungkan mata uang dolar. Selain itu, membaiknya perekonomian Amerika Serikat juga membuat ekspektasi terhadap stimulus lanjutan (QE3) The Fed juga memudar membuat bursa saham jatuh. Dampaknya mata uang regional juga melemah.
Menurut Ibrahim, BI serta bank sentral di Asia tentunya tidak akan tinggal diam dan akan terus memonitor mata uangnya agar tidak melemah terlalu dalam. BI tentu akan berupaya mendorong penguatan rupiah, baik dengan intervensi langsung ke pasar maupun verbal.
Melebarnya defisit transaksi berjalan Indonesia juga menjadi salah satu penyebab rupiah melemah ditengah kondisi global yang kurang kondusif. Dengan membengkaknya defisit transaksi berjalan (current account) memberikan sentimen negatif bagi rupiah, meskipun secara fundamental makroekonomi saat ini tidak ada masalah.
Indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia turun 0,295 poin (0,36 persen) ke level 81,396. Terapresiasinya euro 0,45 persen ke US$ 1,2562 diikuti pula oleh mata uang Asia, termasuk rupiah. Dolar Singapura sore ini berhasil menguat 0,28 persen, won Korea Selatan naik 0,18 persen, peso Philipina menguat 0,4 persen, ringgit Malaysia naik 0,31 persen, serta bath Thailand juga menguat 0,1 persen.
VIVA B. KUSNANDAR