TEMPO.CO, Surakarta – PT Garuda Maintenance Facility (GMF) menargetkan tahun ini bisa membukukan pendapatan hingga US$ 200 juta. “Target itu dibandingkan pendapatan tahun lalu yang sebesar US$ 165 juta,” ucap Chief Operation PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia, Agus Sudaryo, di Surakarta, Jumat, 10 Agustus 2012.
Menurut dia, pertumbuhan bisnis pesawat berpengaruh pada bisnis perawatan pesawat. Semakin banyak pesawat yang dioperasikan, maka kebutuhan perawatan pesawat akan semakin tinggi. Untuk itu, ia optimistis target tersebut bakal tercapai.
Ia memperkirakan pada 2015 jumlah penumpang pesawat melebihi 100 juta. Tentu saja frekuensi dan jumlah pesawat yang harus dirawat secara rutin maupun perawatan besar semakin banyak. Agus memperkirakan nilai bisnis perawatan pesawat di Indonesia pada 2015 mencapai US$ 2 miliar.
Pelanggan utama GMF masih dominan pesawat Garuda Indonesia selaku pemegang saham mayoritas di GMF. Dalam sehari, GMF merawat 300 pesawat Garuda. “Kalau digabung dengan maskapai lain, dalam sehari kami menangani perawatan harian untuk 500 pesawat,” katanya.
Sedangkan untuk perawatan berat, dalam setahun GMF bisa merawat 30 unit pesawat. Maskapai asing, menurut ia, juga banyak memanfaatkan fasilitas perawatan pesawat GMF. “GMF sudah rutin melayani perawatan pesawat maskapai asing sejak berdiri pada 2003,” katanya.
GMF telah mengantungi sertifikat kelaikan udara dari Federal Aviation Administration–FAA) Amerika Serikat dan EASA (European Aviation Safety Agency) dari Eropa. Kualitas GMF mampu bersaing dengan industri perawatan pesawat lain, seperti Singapore Engineering, Malaysia Airlines, dan Lufthansa Technik Philippines.
UKKY PRIMARTANTYO