TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Treasury, Financial Institution, dan Special Asset Management PT Bank Mandiri Tbk, Royke Tumilaar, mengatakan banknya tertarik menempatkan dananya di term deposit (deposito berjangka) valuta asing yang baru saja dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
"Bank Mandiri memang menginginkan adanya instrumen valas di onshore (dalam negeri) sebagai alternatif penempatan valas," kata Royke melalui pesan pendek, Rabu, 30 Mei 2012.
Menurut dia, kebijakan BI tersebut sangat menarik, terlebih bank sentral menawarkan instrumen yang risikonya rendah dan imbal hasilnya sesuai dengan imbal hasil pasar. "Tentunya Bank Mandiri sangat berminat," tutur dia.
Royke menyatakan, selama ini, untuk menyimpan kelebihan dolar AS, Bank Mandiri menempatkannya di pasar luar negeri. "Dana valas kami ditempatkan di pasar interbank, trade financial, dan nostro (rekening bank di bank luar negeri)," ujar Royke.
Seperti diketahui, BI baru saja mengeluarkan term deposit valas, yaitu instrumen penempatan devisa oleh perbankan. Term deposit ini dapat menjadi sarana penempatan devisa untuk memfasilitasi masuknya devisa, termasuk yang berasal dari hasil ekspor.
BI akan mengelola devisa tersebut melalui berbagai transaksi devisa untuk mendorong pendalaman pasar sekaligus sebagai instrumen moneter. Dalam hal ini, bank domestik dapat menempatkan devisa pada bank sentral tersebut dengan berbagai tenor yang disesuaikan kondisi pasar.
Fitur lainnya dari instrumen ini antara lain imbalan yang kompetitif, dimungkinkannya early redempetion, serta tidak diperhitungkan dalam aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) dan ketentuan posisi devisa neto (PDN). Bank Mandiri saat ini memiliki likuiditas valas lebih dari US$ 1 miliar.
NUR ALFIYAH