TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Keuangan dan manajemen Bank Danamon membahas rencana pembelian saham ini oleh Development Bank of Singapore. "Ada pembicaraan tentang rencana akuisisi keduanya," ujar Wamenkeu Mahendra Siregar, Kamis, 19 April 2012.
Meski bukan regulator, tapi sebagai institusi negara Kemenkeu disebutnya berkepentingan untuk memahami stabilitas keuangan dan ekonomi nasional. "Apalagi Danamon cukup besar operasinya," ujarnya.
Pemerintah khawatir rencana akuisisi Danamon akan melepas salah satu institusi perbankan nasional yang dianggap penting. Pertemuan digelar untuk menyampaikan kekhawatiran tersebut. "Agar (Danamon) tidak menjadi cabang bank asing di Indonesia," katanya.
Pertemuan ini, disebut Mahendra juga harusnya dilakukan dengan pihak DBS. "Rencananya dilakukan pertemuan secara terpisah hari ini," ujarnya. Namun pihak DBS mengurungkan terbang dari Singapura ke Indonesia dengan alasan pribadi.
Akhir bulan lalu, bank terbesar asal Singapura, DBS, dikabarkan mengajukan penawaran terhadap 68 persen saham Bank Danamon yang dikuasai Asia Financial--unit bisnis Temasek, perusahaan investasi milik pemerintah Singapura. Nilai saham disebut-sebut mencapai US$ 3,2 juta.
Bank Danamon tercatat sebagai bank umum nasional terbesar keenam berdasarkan aset. Total aset bank tersebut hingga akhir 2011 sebesar Rp 127,13 triliun, meningkat 12,38 persen dibanding tahun sebelumnya yang menembus Rp 113,12 triliun. Bank ini dikuasai Asia Financial mulai 2003. Asia Financial membeli Bank Danamon dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) seharga US$ 321 juta atau sekitar Rp 3,08 triliun.
M. ANDI PERDANA