TEMPO.CO, Jakarta - Politikus anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) gencar melobi antar-anggota fraksi karena pro-kontra kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif dasar listrik. Akibatnya, rapat kerja pembahasan subsidi BBM dan listrik molor dari jadwal pukul 10.00 WIB menjadi pukul 11.32.
Sejumlah menteri sudah terlihat duduk menunggu di meja depan ruang sidang sejak pukul 10.45. Perwakilan pemerintah itu adalah Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Menteri ESDM Jero Wacik, dan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.
Politikus Partai Golkar terlihat meninggalkan ruang Badan Anggaran setelah diminta oleh Ketua Badan Anggaran, Melchias Markus Mekeng. Beberapa politikus gaek Golkar yang jarang muncul dalam rapat mendadak datang seperti Bambang Soesatyo. Politikus PDI Perjuangan pun terlihat melakukan hal serupa. Anggota PDI Perjuangan Dolfie O.F. Palit terlihat meninggalkan ruang rapat.
Suara riuh dan tawa menyeruak kala politikus Golkar kembali ke ruang Badan Anggaran. Mereka datang bersama dengan anggota Badan Anggaran sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustofa. Jhonny Allen Marbun mondar-mandir di dalam ruang Badan Anggaran bersama politikus lainnya.
Politikus Golkar Satya Widya Yudha enggan menyampaikan hasil lobi. Menurut dia partainya tak menyetujui usulan pemerintah mengenai subsidi listrik sebesar Rp 93 triliun. “Kami masih menolak kenaikan tarif listrik,” katanya kepada Tempo, Sabtu 24 Maret 2012.
Satya mengatakan pembengkakan subsidi disebabkan oleh inefeisiensi PLN. “Ini bukan karena harga minyak dunia yang membengkak,” katanya. Subsidi dinilai tak bisa digunakan untuk produksi yang bersifat inefisiensi.
Besaran inefisiensi, Satya menuturkan, karena penyewaan genset sebesar Rp 4 triliun dan keterlambatan pembangkit listrik 10 ribu mega watt tahap pertama. “Ini kontribusinya Rp 26 triliun,” katanya.
Partai Golkar tetap pada usulan yang disepakati di Komisi Energi, yaitu subsidi listrik sebesar Rp 64,9 triliun. “Kalau ada tambahan alokasi kami bahas dulu apa faktor penambahannya,” katanya. Adapun subsidi BBM masih mengenai penggunaan kompensasi. “Itu mau dikemanakan,” kata dia singkat.
AKBAR TRI KURNIAWAN | FEBRIYAN
Berita Terpopuler
Bos Mafia Santap Anak Buahnya
Begini Cara Bus Akas Menimbun BBM
Ribut Gara-gara Istri Impor
Bank Dunia Umumkan Tiga Calon Presidennya
Demokrat Persilakan PAN Tinggalkan Foke
Alvin Lie Protes AC Mati Garuda
Kim Kardashian Dilempar Tepung di Karpet Merah
Penyebab Kematian Whitney Houston Diumumkan