TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah meminta pengusaha swasta juga turut membangun kilang di dalam negeri. Selama ini pembangunan kilang hanya dibebani kepada Pertamina. Padahal, sebagai badan usaha migas milik pemerintah, Pertamina seharusnya lebih fokus di bisnis hulu ketimbang hilir seperti urusan kilang.
"Untung hilir itu tidak seberapa, harusnya diserahkan kepada swasta saja," kata Widjajono, Kamis, 16 Februari 2012.
Apabila banyak swasta yang berminat, pemerintah juga dapat memberikan insentif terhadap pihak swasta tersebut. Intensif diberikan dalam bentuk pengurangan pajak, supaya tidak terlalu membebani pengusaha.
Pembangunan kilang ini sangat perlu untuk ketahanan nasional. "Daripada impor sampai 500 ribu barel per hari, mending diolah sendiri di dalam negeri biar lebih murah." Dia juga menyetujui usulan Pertamina yang meminta pengembang SPBU dari luar negeri untuk membangun kilangnya di Indonesia.
Menurut dia, pemilik pom bensin asing seperti Total, Shell, dan Petronas terus mendirikan pom bensin tanpa membangun kilang di dalam negeri sangat bertolak belakang dengan yang terjadi terhadap Pertamina. Pertamina tak bisa membangun pom bensin di luar negeri karena ada ketentuan untuk membangun kilang sebelum mendirikan SPBU.
"Saya setuju usulan Pertamina. Tapi minyak yang diolah oleh mereka harus dari dalam negeri," ujarnya. Sebenarnya sudah ada pihak swasta yang berminat membangun kilang di dalam negeri yaitu PT Hemoco Selayar International Oil Refinery di Selayar, Sulawesi Selatan.
Mereka sudah berencana membangun kilang sejak 1996, dengan pasokan minyak berasal dari Kuwait. Sayangnya, rencana ini belum terealisasi hingga saat ini karena terbentur di masalah insentif, yaitu permintaan untuk pemberlakuan tax holiday.
"Inilah yang kita komunikasikan dengan Kementerian Keuangan. Kita harus cari keuntungan demi negara dan ketahanan energi kita," kata Widjajono.
Sementara itu, Direktur Pengolahan Pertamina, Edi Setyanto menyatakan Pertamina menargetkan pengolahan minyak mentah di kilang miliknya pada 2012 sebesar 303,3 juta barel. Minyak mentah tersebut diolah menjadi 10 jenis bahan bakar minyak sebanyak 248,21 juta barel."Lebih tinggi ketimbang produksi tahun lalu 238,49 juta barel untuk 10 jenis BBM."
Pertamina memiliki enam kilang yang mengolah 1,031 juta barel minyak mentah setiap harinya. Kilang tersebut adalah Kilang Dumai di Riau dengan kapasitas 170 ribu barel per hari, Kilang Plaju di Sumatra Selatan dengan kapasitas 118 ribu barel per hari, Kilang Cilacap sebesar 348 ribu barel, Kilang Balikpapan sebanyak 260 ribu barel, Kilang Balongan,di Jawa Barat 125 ribu barel, dan Kilang Kasim di Papua Barat dengan kapasitas 10 ribu barel per hari.
GUSTIDHA BUDIARTIE