TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) segera membangun Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan. Babak baru proyek ini dimulai dengan ditandatanganinya kontrak pelaksanaan rancangan konstruksi (Engineering, Procurement and Construction - EPC) ruang lingkup pembangunan kilang baik Inside Battery Limit (IBL) maupun Outside Battery Limit (OSBL) pada Senin, 10 Desember 2018.
Simak: Ini Kelebihan Fast Charging BMW i Wallbox Plus di SPLU Pertamina
“RDMP Kilang Balikpapan bagian dari proyek strategis Pertamina untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi nasional," ujar Vice President Corporate Communications Adiatma Sardjito dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin, 10 Desember 2018.
Sebelumnya proses lelang dilakukan pada 15 Maret – 26 November 2018 dan telah diumumkan pemenangnya pada 30 November 2018. Pembangunan RDMP Kilang Balikpapan akan dilakukan oleh Joint Operation 4 perusahaan dalam dan luar negeri yakni SK Engineering & Construction Co. Ltd., Hyundai Engineering Co. Ltd., PT Rekayasa Industri dan PT PP (Persero) Tbk.
Adapun kontrak pembangunan RDMP Balikpapan mencapai Rp 57,8 Triliun dan akan diselesaikan dalam waktu 53 bulan. Dengan pengembangan itu, Adiatma mengatakan kapasitas Kilang Balikpapan akan bertambah hingga 100 ribu barel per hari atau bakal naik 38 persen dari sebelumnya 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari.
RDMP Kilang Balikpapan, ujar Adiatma, akan mengurangi beban impor solar hingga 17 persen. Pasalnya, dengan pengembangan itu produksi solar bisa meningkat 23 persen atau 30 ribu barel per hari. Selain itu, RDMP Kilang Balikpapan juga akan menghasilkan produk baru propilen sebesar 230 ribu ton per tahun.
“RDMP Kilang Balikpapan akan difokuskan untuk meningkatkan produksi BBM berkualitas dan ramah lingkungan sesuai dengan standar Euro V,” kata Adiatma.
RDMP Balikpapan merupakan satu dari enam megaproyek kilang yang dibangun Pertamina. Keenam megaproyek kilang itu terdiri atas empat proyek perluasan (Refinery Development Master Plan/RDMP) dan dua proyek pembangunan baru (Grass Root Refinery/GRR).
Direktur Utama PT Rekin Yanuar Budinorman akan menyelesaikan tugas ini dengan sebaik-baiknya. "Melalui pengalaman serta kemampuan inovasi yang dimiliki Rekind dan perusahaan lainnya yang tergabung dalam joint operation ini, kami optimis proyek ini dapat direalisasikan dengan baik, tepat waktu, tepat budget, dan tepat kualitas, serta zero accident sehingga dapat segera mendukung Ketahanan dan Kemandirian Energi Nasional,” ujar dia.