Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

DPR Tuding BI Istimewakan Bank Artha Graha

image-gnews
TEMPO/Nita Dian
TEMPO/Nita Dian
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, Nusron Wahid, mempertanyakan perlakuan istimewa Bank Indonesia kepada PT Bank Artha Graha International. Perlakuan khusus itu diberikan dalam restrukturisasi bunga pinjaman subordinasi.

Yang mengajukan peninjauan bunga ada tiga bank, yaitu Bank Danamon, Bank Mega, dan Bank Artha Graha. “Tapi kenapa cuma satu yang diterima?" kata Nusron saat rapat dengar pendapat di Komisi Keuangan DPR, Selasa, 31 Januari 2012.

Dia menjelaskan, pada 1997 Bank Indonesia memberi pinjaman subordinasi untuk penyehatan sejumlah bank. Ketika itu diputuskan bunga sistem capping (batas atas) sebesar 6 persen. Dalam perjalanannya, Bank Danamon, Bank Mega, dan Bank Artha Graha mengajukan peninjauan kembali atas bunga pinjaman.

Pada 2008, kata Nusron, bank sentral memutuskan bunga bersifat efektif dan tidak lagi menggunakan bunga batas atas. "Bank Artha Graha mendapat potongan bunga 2,75 persen menjadi 3,25 persen, bank lain tidak," ujar dia. Sedangkan dua bank lainnya dikenai bunga 6 persen dan 5 persen.

Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan 2010 mencatat, ada kekurangan penerimaan bunga sebesar Rp 497 miliar dari Bank Artha Graha. "Intinya, kekurangan penerimaan bunga sebesar 25 persen," kata anggota Dewan dari Fraksi Partai Golkar itu.

Wakil Ketua Komisi Keuangan Harry Azhar Aziz menambahkan, bank sentral harus memiliki alasan kuat memberlakukan kebijakan berbeda terhadap Bank Artha Graha. "Jika tidak kuat, maka ada unsur kesengajaan," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan institusinya sudah menagih kekurangan atau selisih bunga Bank Artha Graha akibat restrukturisasi pinjaman subordinasi itu. "Sudah lama (penagihan)," ujar Halim.

Halim membantah adanya perlakuan berbeda kepada bank penerima pinjaman subordinasi. Dia menjelaskan, yang dilakukan bukan potongan bunga seperti yang berkembang selama ini, melainkan restrukturisasi. Kebijakan ini diberikan, kata dia, tergantung kondisi kesehatan bank masing-masing.

Wakil Direktur Utama Bank Artha Graha Wisnu Chandra, ketika dimintai konfirmasi, tidak menjawab pesan yang dikirim Tempo. Begitu juga pada saat dihubungi melalui telepon seluler, dia tidak mengangkat panggilan.

MARTHA THERTINA | DINA BERINA | GUSTIDHA

Berita lain:
KPK Minta Bantuan BI Soal Kasus Cek Pelawat
Miranda Tidak Dapat Bantuan Hukum dari BI
Dekat dengan Bos Artha Graha? Ini Kata Miranda
KPK Incar Artha Graha
KPK akan Minta Hasil Audit Bank Artha Graha
Pengacara Artha Graha : Kami yang Memesan Cek itu
Nunun Menolak Diperiksa di Gedung KPK
ICW: Ungkap Pendonor Dana Nunun

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kiri), Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) memberikan keterangan pers terkait hasil rapat berkala KSSK tahun 2022 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 1 Agustus 2022. Namun KSSK juga mewaspadai sejumlah risiko dari perekonomian global yang dapat berdampak pada sistem keuangan dan ekonomi di dalam negeri. Tempo/Tony Hartawan'
Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.


Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan saat konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023. International Monetary Fund (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2023 yang semula 2,7 persen menjadi 2,9 persen. TEMPO/Tony Hartawan
Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.


Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 hari lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. IHSG ambruk di tengah banyaknya sentimen negatif dari global saat Indonesia sedang libur Panjang dalam rangka Hari Raya Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H, mulai dari memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas. TEMPO/Tony Hartawan
Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.


Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Seorang pengrajin membuat tenun dalam rangkaian acara Festival Rimpu Mantika di Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 27 April 2024 (TEMPO/Akhyar M. Nur)
Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.


Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

7 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.


BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

7 hari lalu

BRI dan Alipay. foto/bri.co.id dan global.alipay.com
BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.


Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

8 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, 30 Mei 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Fed pada 13 Juni mendatang. TEMPO/Tony Hartawan
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.


Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Ilustrasi Kredit Perbankan. shutterstock.com
Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.


BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

8 hari lalu

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Panca Syurkani
BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).


BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

9 hari lalu

Pemandangan gedung bertingkat di antara kawasan Sudirman Thamrin, Jakarta, Selasa, 21 November 2023. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga 2023 tercatat 4,94 persen year on year (yoy). Angka tersebut turun dari kuartal sebelumnya mencapai 5,17 persen yoy, atau lebih rendah dari yang diperkirakan. TEMPO/Tony Hartawan
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.