TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan anggaran riset pertanian hanya Rp 1 triliun. Jumlah ini sangat kecil mengingat peran riset dalam pertanian menentukan ketahanan pangan nasional. Anggaran riset pertanian, menurut Rusman, jauh lebih rendah dibandingkan anggaran riset milik Thailand. “Riset pertanian itu menjamin produktifitas dalam jangka panjang,” katanya di Kantor Kementerian perekonomian Rabu 11 Januari 2012.
Wakil Presiden Boediono mengatakan keterbatasan anggaran jadi kendala yang mempengaruhi produktivitas dan pengembangan. Anggaran penelitian dan pengembangan sektor pertanian, Boediono menambahkan, paling rendah dibanding negara-negara ASEAN lainnya. "Anggaran ini harus ditingkatkan untuk mencapai produktivitas," katanya.
Rusman mengatakan anggaran riset tidak bisa ditambahkan lagi tahun ini. “Tahun ini tidak mungkin,” katanya. Namun institusinya berkomitmen akan menambah anggaran riset pada tahun depan. “Idealnya anggaran riset itu kenaikannya lebih cepat,” ujarnya.
Ia mengaku penelitian dan pengembangan Kementerian Pertanian memiliki ratusan varietas bibit padi yang tangguh terhadap berbagai iklim. “Kalau hujan seperti ini ada bibit yang tahan, pada saat kering kami juga memiliki bibit yang tangguh,” katanya. Namun riset tersebut harus terus berkembang seiring dengan waktu agar bibit yang dihasilkan tahan dengan iklim yang terus berkembang. “Riset itu menjamin produktifitas jangka panjang,” katanya.
AKBAR TRI KURNIAWAN