TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian menargetkan produksi padi tahun depan mencapai 72 juta ton gabah kering giling (GKG). Menteri Pertanian Suswono mengatakan pencapaian target ini bertumpu pada hasil panen raya pertama pada Maret-April mendatang. "Sekitar 60 persen produksi padi nasional diperoleh saat itu," kata dia kepada Tempo di kantornya, Kamis, 29 Desember 2011.
Tambahan produksi, kata Suswono, diharapkan terjadi pada panen Desember-Januari. Dia mengatakan musim tanam tahun ini mengalami kemunduran akibat kemarau panjang. Normalnya, musim tanam pertama berlangsung pada Oktober hingga Maret, tapi kali ini baru bisa mulai tanam pada November.
Produksi tahun depan bisa digenjot karena cuaca diperkirakan normal. "Bahkan Gubernur Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan meyakinkan bahwa produksi padi bisa surplus," ujarnya.
Target tahun depan tergolong tinggi. Sebab, Angka Ramalan III 2011 yang dirilis Badan Pusat Statistik November lalu menyebutkan produksi padi turun 1,63 persen dari 68,06 juta ton GKG menjadi 65,39 juta ton GKG.
Suswono menambahkan, untuk menggenjot produksi padi, pihaknya bertumpu pada 2 strategi utama, yakni melalui intensifikasi dan ekstensifikasi lahan. Intensifikasi atau peningkatan produktivitas dilakukan dengan program sekolah lapang iklim, pengendalian hama terpadu, dan peningkatan indeks per tanaman. "Dengan begitu, produksi lahan tiap hektarenya bisa kami pacu," ujarnya.
Sedangkan ekstensifikasi dilakukan dengan pencetakan sawah baru. Ini menjadi langkah penting mengingat konversi lahan pertanian cukup tinggi, 100 ribu hektare per tahun. "Tahun depan kemungkinan ada 200 ribu hektare sawah baru," katanya.
ROSALINA