Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BI Belum Selesaikan Aturan Nasabah Premium  

image-gnews
Petugas teller sedang melayani nasabahnya dengan mengenakan kebaya di Kantor pusat Bank Rakyat Indonesia, Kamis (21/4). Penggunaan kebaya tersebut untuk memperingati Hari Kartini yang jatuh pada hari Kamis 21 April ini. Tempo/Tony Hartawan
Petugas teller sedang melayani nasabahnya dengan mengenakan kebaya di Kantor pusat Bank Rakyat Indonesia, Kamis (21/4). Penggunaan kebaya tersebut untuk memperingati Hari Kartini yang jatuh pada hari Kamis 21 April ini. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Bank Indonesia hingga saat ini belum merampungkan aturan tentang wealth management atau layanan eksklusif kepada nasabah prioritas. Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan saat ini pembahasan masih di level teknis. "Tapi prinsip-prinsipnya sudah kami setujui," kata Halim di sela-sela "The 4th International Wealth Management & Private Banking Conference 2011" di Jakarta, Selasa, 18 Oktober.

Konsep beleid tersebut sudah diajukan ke tim teknis. Substansi aturan antara lain tentang definisi wealth management, jenis produk yang boleh ditawarkan, dan nasabah yang boleh dilayani. "Nama layanan juga harus khusus, sehingga nasabah tahu dia nasabah premium," kata Halim.

Bank Indonesia belum pernah mengatur wealth management secara khusus. Selama ini aturannya tersebar di peraturan Bank Indonesia lain.
Sebelumnya Deputi Gubernur Bank Indonesia bidang pengaturan perbankan Muliaman Hadad menyatakan PBI ini akan mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam pelayanan produk private banking. "Regulasi ini meyakinkan bahwa prinsip kehati-hatian itu diterapkan," kata Muliaman.

Ketua Certified Wealth Managers' Association (CWMA) Darmadi Sutanto mengatakan potensi nasabah premium perbankan mencapai 1,1 juta orang. "Mereka adalah orang yang membelanjakan uangnya mencapai US$ 10-20 per hari," kata Darmadi Sutanto di sela-sela "The 4th International Wealth Management & Private Banking Conference 2011". Selain itu, definisi lain potensi nasabah premium adalah mereka yang berpenghasilan US$ 50 ribu per tahun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jumlah potensi nasabah premium ini naik dari empat tahun lalu yang hanya sekitar 600-700 ribu orang. Penyebabnya, dalam tiga tahun terakhir bisnis memang mengalami perkembangan. Saat ini di Bank Negara Indonesia (BNI) saja baru melayani 10 ribu nasabah premium. Dana yang dikelola mencapai Rp 30 triliun, meningkat dari akhir tahun lalu yang hanya Rp 27 triliun.

Darmadi yang juga menjabat sebagai Direktur Consumer dan Retail Bank BNI mengatakan jumlah ini akan diharapkan terus bertambah saat BNI meluncurkan kembali layanan terbaru pada November mendatang. Sebab menurut dia masih banyak orang kaya di Indonesia yang belum mendapatkan layanan premium.

EKA UTAMI APRILIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

29 menit lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri) bersama Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kedua kanan), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kiri), Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa (kanan) memberikan keterangan pers terkait hasil rapat berkala KSSK tahun 2022 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 1 Agustus 2022. Namun KSSK juga mewaspadai sejumlah risiko dari perekonomian global yang dapat berdampak pada sistem keuangan dan ekonomi di dalam negeri. Tempo/Tony Hartawan'
Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.


Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 jam lalu

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan saat konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023. International Monetary Fund (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2023 yang semula 2,7 persen menjadi 2,9 persen. TEMPO/Tony Hartawan
Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.


Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

8 jam lalu

Pengunjung melihat layar pergerakan Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 16 April 2024. IHSG ambruk di tengah banyaknya sentimen negatif dari global saat Indonesia sedang libur Panjang dalam rangka Hari Raya Lebaran 2024 atau Idul Fitri 1445 H, mulai dari memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas. TEMPO/Tony Hartawan
Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.


Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Seorang pengrajin membuat tenun dalam rangkaian acara Festival Rimpu Mantika di Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 27 April 2024 (TEMPO/Akhyar M. Nur)
Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.


Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.


BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI dan Alipay. foto/bri.co.id dan global.alipay.com
BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.


Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, 30 Mei 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Fed pada 13 Juni mendatang. TEMPO/Tony Hartawan
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.


Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

4 hari lalu

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia. TEMPO/Adinda Jasmine
Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.


Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Ilustrasi Kredit Perbankan. shutterstock.com
Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.


BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Panca Syurkani
BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).