TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Medco Energy Internasional Tbk menghabiskan US$ 8,62 juta selama Agustus 2011 untuk mengeksplorasi tiga blok di Kalimantan dan Sumatera Selatan. Namun, hingga kini sebagian blok belum membuahkan hasil.
Direktur Operasi Frila B. Yaman mengatakan, ketiga blok tersebut adalah Bengara di Timur Laut Kalimantan, Rimau di Sumatera Selatan, dan Blok South & Central Sumatra di Sumatera Selatan.
Blok Bengara, menurut Frila, sebelumnya dikelola oleh PT Petroner Bengara Energi. Namun, pada 27 September 1999, Medco Energy memiliki 58,33 persen saham di sana. Sementara 41,67 persen dikuasai Salamander Energy.
Dia mengatakan, perseroan telah membor hingga kedalaman akhir 4,5 6 MD/TVD hingga Juli. Namun, menurut Frila, "Sampai saat ini belum menghasilkan." Padahal, pada Agustus ini biaya yang telah dikeluarkan sebesar US$ 6,21 juta.
Begitu pula pada Blok Rimau. Blok yang semula dikelola oleh PT Stanvac Indonesia tersebut telah mengeluarkan biaya sebesar US$ 26.831 pada Agustus lalu. Namun, belum juga memberikan hasil yang membesarkan hati.
Di Blok Rimau, perseroan melakukan kegiatan seismik akuisisi darat yang berlokasi di dua kabupaten, Banyuasin dan Musi Banyuasin dengan total panjang lintasan 400 kilometer.
Terakhir blok South & Central Sumatra PSC, Medco menguasai 100 persen. Perseroan telah melakukan pemboran sejak 11 Juli 2011 di sumur Lica 1 blok tersebut. "Pemboran telah menghasilkan minyak 195 barel per hari dengan biaya eksplorasi US$ 1,61 juta," katanya.
Sementara di sumur Lica 2 blok itu, perseroan telah melakukan pemboran sejak Agustus lalu. Namun sampai sekarang belum mendapatkan hasil. "Jumlah biaya eksplorasi mencapai US$ 773.217," ujarnya.
SUTJI DECILYA