TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyebut proyek revitalisasi kilang minyak atau Refinery Development Master Plan/RDMP Balikpapan sebagai proyek terbesar dalam sejarah perusahaan. Progres RDMP Balikpapan saat ini mencapai 82 persen.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan RDMP Balikpapan adah proyek strategis nasional (PSN) dalam rangka mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional. Pemerintah mendorong proyek ini sesuai target.
“Saya cukup bahagia dan bangga, bahwa terlepas dari tantangan Covid-19, proyek ini telah mencapai target 82 persen,” ujar Tiko, sapaannya, dalam keterangan resmi pada Rabu, 27 September 2023.
Hal itu diucapkan Tiko dalam kunjungan kerjanya ke Kantor Kilang Pertamina Balikpapan, Kalimantan Timur kemarin. Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan proyek RDMP Balikpapan memiliki tingkat kesulitan paling tinggi.
Sebab, pada saat yang sama kilang eksisting harus terus beroperasi. “Kita harus pastikan proyek tetap beroperasi dengan safety dan keandalan yang tinggi,” ujar Nicke.
Nicke menjelaskan, proyek ini terbagi menjadi dua. Pertama, untuk meningkatkan kapasitas terlebih dahulu. Kedua, untuk meningkatkan kualitas plus meningkatkan produk dari petrochemical dan LPG.
“Untuk tambahan kapasitas ini, tentu otomatis akan langsung menurunkan impor BBM sebanyak 100.000 barel per hari dan ini dampaknya sangat besar terhadap Current Account Defisitnya Indonesia,” ujar Nicke.
Nicke melanjutkan kualitas produk yang dihasilkan RDMP Balikpapan juga akan ditingkatkan dari standar Euro2 menjadi Euro5. Sehingga lebih ramah lingkungan sesuai standar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Pilihan Editor: Wakil KPK Sebut Surat Karen Agustiawan yang Ditujukan ke Jokowi sebagai Pembelaan