TEMPO Interaktif, Jakarta -Vice President Samuel Securities, M.Alfatih, menyatakan bahwa krisis ekonomi yang tengah terjadi di Amerika akan berdampak sedikit dan hanya sementara di Indonesia. Alfatih memperkirakan, indeks akan kembali normal dan menyentuh angka diatas 4.000 pada akhir tahun.
"Berdampak tapi tidak akan terlalu lama, sekitar satu atau dua bulan ini indeks mungkin masih turun," ujar Alfatih, ketika dihubungi , Ahad 7 Agustus 2011. Dia menjabarkan, indeks dalam negeri menurun karena adanya efek psikologis para investor yang ramai-ramai keluar dari pasar akibat adanya penurunan rating Amerika dari AAA menjadi AA+
."Semula kan berharap dapat masuk pasar dengan rating AAA, tapi rating turun mereka keluar dari pasar. Tapi tidak akan lama, karena mereka harus mencari tempat untuk menaruh dana," jelasnya.
Reaksi pasar di dalam negeri juga masih diamati, apakah dengan keluarnya mereka dari pasar Amerika mereka juga akan keluar dari pasar Indonesia. Namun, Alfatih meyakini pasar tidak akan begitu panik karena telah belajar dari pengalaman 2008.
"Mereka hanya menunggu saat yang tepat untuk pembelian." Untuk indeks, Alfatih memperkirakan akan turun di kisaran 3.850, jika angka itu terlampau titik paling kritis untuk indeks akan berada di angka 3.700 atau 3.600."Tidak akan lebih rendah dari itu," tegasnya.
Menurutnya, kondisi ekonomi Indonesia sangat berbeda dan cukup kuat ketimbang tahun 2008 apalagi tahun 1998 lalu."Saat ini kita jauh lebih kuat baik dari sisi cadangan devisa, kurs, suku bunga dan lainnya." Beberapa saham yang diperkirakan menguat adalah saham seperti Unilever dan Telkom."Penurunan mereka tidak akan terlalu jauh," katanya.
GUSTIDHA BUDIARTIE