TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah kian serius mengantisipasi perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang dikhawatirkan memicu potensi resesi semakin besar. Kemarin, Presiden Joko Widodo secara khusus menggelar rapat terbatas untuk membahas langkah-langkah dan antisipasi dalam menanggapi perkembangan ekonomi dunia tersebut.
“Langkah-langkah antisipatif diharapkan sudah benar-benar secara konkret kita siapkan, dan kita berharap perlambatan pertumbuhan ekonomi serta dampak resesi yang semakin besar ini bisa kita hindari,” ujar Jokowi, di Istana Kepresidenan, Rabu 4 September 2019. Menurut dia, langkah tercepat yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengantisipasi hal itu adalah dengan meningkatkan investasi yang masuk.
Jokowi pun meminta jajarannya untuk sigap menginventarisasi segala regulasi mengenai ekonomi dan investasi yang dirasa menghambat gerak pemerintah dalam upaya meningkatkan laju ekonomi nasional.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2019 hanya mencapai 5,05 persen secara tahunan, atau melambat jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,27 persen. “Nanti seminggu lagi kita akan bicara mengenai masalah bagaimana segera menyederhanakan peraturan yang menghambat dan memperlambat itu,” ucapnya.
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo A. Chaves sebelumnya telah lebih dulu menemui Jokowi untuk mengingatkan pemerintah akan ancaman pelemahan ekonomi global. “Ada juga beberapa poin yang perlu diwaspadai pada situasi geopolitik saat ini, Indonesia perlu terus memonitor dan menyiapkan langkah,” ujar dia.