TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di sektor farmasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk, membagikan dividen sebesar Rp 27,7 miliar dari tahun buku 2010. "Itu sekitar 5 persen per sahamnnya," kata Direktur Utama Kimia Farma Syamsul Arifin, Rabu 15 Juni 2011, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta.
Besaran dividen tersebut diperhitungkan sekitar 20 persen dari laba bersih Perseroan pada tahun lalu. Berdasarkan data, laba bersih Perseroan pada 2010 sebesar Rp 138,716 miliar, atau meningkat dibandingkan pada 2009 yang sebesar Rp 62,507 miliar.
Kenaikan laba tersebut ditopang oleh penjualan yang juga mengalami peningkatan. Pada 2010, penjualan perusahaan sebesar Rp 3,183 triliun, atau meningkat dibandingkan pada 2009 yang sebesar Rp 2,854 triliun.
Menurut Arifin, sisa laba bersihnya akan digunakan untuk pengembangan investasi Perseroan sebesar Rp 105 miliar, dan sekitar 2 persen dari laba bersih akan digunakan untuk program kemitraan dan bina lingkungan yang dijalankan Perseroan. Pembayaran dividen akan dilakukan pada 26 Juli. Sementara, pencatatan pemegang saham yang mendapatkan dividen akan dilakukan pada 12 Juli 2011.
"Pada 2011 kami harapkan kinerja keuangan akan lebih baik karena industri farmasi mengalami pertumbuhan dan perbaikan margin. Ini disebabkan menguatnya harga rupiah dan kenaikan anggaran kesehatan, sehingga harga pokok lebih baik," kata Syamsul.
Selain itu, pemerintah juga telah menaikkan harga obat generik sehingga pendapatan diharapkan akan meningkat. Perseroan juga akan memprioritaskan produksi obat-obat untuk Aids ataupun Hepatitis yang marginnya lebih baik karena tidak banyaknya persaingan.
Dengan faktor-faktor tersebut, maka hingga akhir tahun, Syamsul memperkirakan pendapatan Perseroan akan meningkat menjadi sekitar Rp 3,5 triliun, dengan pencapaian laba bersih sekitar Rp 150 miliar.
EVANA DEWI