TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Jenderal Pelaksana Asian Development Bank, Rajat M. Nag, mengimbau agar negara-negara Asia lebih giat meriset sektor agrikultur. Riset ini diperlukan untuk menjamin sisi suplai yang berimplikasi pada ketahanan pangan global. "Kita butuh riset agrikultur yang lebih banyak," kata Rajat di Jakarta, Ahad, pada Minggu, 12 Juni 2011 kemarin.
ADB memprediksi kebutuhan pangan meningkat pada tahun mendatang seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi di kawasan Asia. "Isu yang fundamental adalah dari sisi suplai," ujar Rajat. Meskipun panen komoditas pangan berkembang baik, produksi global belum menunjukkan terobosan baru.
"Produksi beras dan gabah belum ada terobosan fundamental selama 30-40 tahun," kata Rajat. Rajat mengatakan ADB tak punya program khsusus untuk menggenjot produksi agrikultur. Peran ADB di sektor agrikultur lebih besar disalurkan untuk pembangunan infrastruktur. "80 persen kredit yang kami salurkan untuk infrastruktur," ujarnya.
Sepanjang tahun lalu, ADB telah menyalurkan kredit sebanyak US$ 485 juta. Pinjaman tersebut ditambah dengan sembilan proyek asistensi teknis senilai US$ 58,9 juta. Mulai 2011 hingga 2013, ADB akan menyalurkan kredit kepada Indonesia sebesar US$ 2,64 miliar atau US$ 880 juta per tahun.
ANANDA BADUDU