TEMPO Interaktif, Cikarang - Industri ban nasional menjadi salah satu industri manufaktur paling ekspansif dibandingkan lainnya. Saat ini produksi ban mencapai 50 juta unit per tahun untuk kendaraan penumpang, truk, bus, dan alat berat dan sekitar 28 juta ban sepeda motor per tahun.
"Itu sudah bisa menutupi kebutuhan domestik. Bahkan 70 persen di antaranya diekspor," kata Menteri Perindustrian Mohamad Suleman Hidayat, pada saat peresmian pabrik PT Hankook Tire Indonesia, kemarin. Hankook merupakan produsen ban terbesar ketujuh di dunia.
Tahun lalu volume produksi ban nasional mencapai 35,1 juta unit dengan nilai lebih dari US$ 1 miliar. Saat ini ada 13 perusahaan ban di Indonesia.
Investasi di industri ban menarik investor karena besarnya ketersediaan bahan baku utama berupa karet alam. Produksi karet pada tahun lalu mencapai 2,92 juta ton. Selain itu, masih baiknya penjualan otomotif nasional turut menciptakan iklim investasi kondusif.
Hidayat memperkirakan, industri ini dipastikan bakal menjadi primadona di masa datang. Apalagi pemerintah pasca revisi Peraturan Pemerintah No.62 Tahun 2008 dan Peraturan Menteri Keuangan tentang tax holiday. Peraturan ini akan memberikan berbagai kemudahan dan insentif kepada industri.
Perusahaan asal Korea Selatan, Hankook, membangun pabrik terbesar ketiga di Cikarang, Jawa Barat. Investasi yang disiapkan sebanyak US$ 1,1 miliar dan ditargetkan memproduksi sebanyak 16 juta ban per tahun. Rencananya, pabrik ini akan dijadikan basis ekspor di Asia Tenggara pada 2018.
Menurut Vice President & CEO Hankook, Seung Hwa Suh, pendirian pabrik di Indonesia untuk mendukung target produksi global 100 juta ban per tahun. Untuk investasi awal hingga 2014, perusahaan merogoh kocek investasi US$ 353 juta. Pengembangan tahap kedua perusahaan akan melihat perkembangan pasar.
Selain di Indonesia, Hankook memiliki lima pabrik tersebar di Korea (dua unit) dengan kapasitas masing-masing 22,4 juta ban per tahun. Di Cina memiliki dua pabrik dengan kapasitas masing-masing 21,1 juta dan 10 juta per tahun dan Satu pabrik di Hungaria dengan kapasitas produksi 12 juta per tahun.
Sedangkan dari pabrik di Cikarang, 70 persen hasil produksinya diekspor ke Asia Tenggara, Amerika dan Timur Tengah. Sisanya sebanyak 30 persen untuk memenuhi kebutuhan ban dalam negeri. Di pabrik ini, Hankook menggunakan karet alam 100 persen dari Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia, A. Aziz Pane, berharap investasi Hankook akan menggenjot pertumbuhan ban nasional hingga 10-15 persen dari tahun lalu. Hankook juga diperkirakan bisa mengekspor hingga 90 persen dari total produksinya.
Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal, Gita Wirjawan, memperkirakan, Korea akan masuk menjadi lima negara investor terbesar di Indonesia dalam lima tahun mendatang. Posisi lima inevstor terbesar adalah Singapura, Inggris, Amerika, Jepang dan Belanda.
Selain Hankook, kata Gita, perusahaan Korea yang sudah berinvestasi di Indonesia adalah Posco. Perusahaan baja ini bekerja sama dengan PT Krakatau Steel (Persero) di Cilegon, dengan investasi US$ 6 miliar. “Selain itu, ratusan perusahaan Korea Selatan datang ke kami menyatakan berminat berinvestasi di Indonesia.”
AGUNG SEDAYU